ADVERTORIALPendidikan

STKIP Taman Siswa Bima Luncurkan ULD, Komitmen Wujudkan Lingkungan Kampus Inklusif

Bima (NTBSatu) – STKIP Taman Siswa Bima resmi meluncurkan Unit Layanan Disabilitas pada Kamis pagi, 20 November 2025. Kegiatan yang berlangsung secara daring ini dihadiri para pendidik, mahasiswa, dan pegiat pendidikan inklusif dari Sekolah Luar Biasa (SLB).

Peluncuran ULD STKIP Taman Siswa Bima ini menjadi langkah bagi kampus untuk memastikan setiap mahasiswa tanpa terkecuali, memperoleh ruang belajar yang layak dan bermartabat.

Wakil Ketua III Bidang Humas, Kerja Sama, dan Protokoler STKIP Taman Siswa Bima, Dr. Rabwan Satriawan, M.Pd., mengatakan, pembentukan ULD ini merupakan wujud kepedulian kampus.

“Ini bukan sekadar amanat regulasi, tapi wujud kepedulian untuk memastikan lingkungan yang aman, nyaman, dan setara. Kami mendapat penghargaan karena berhasil membentuk Unit Layanan Disabilitas,” ungkapnya.

Rabwan menjelaskan, langkah awal ULD adalah melakukan pendataan detail kebutuhan mahasiswa disabilitas. Dari pendampingan, fasilitas, hingga akomodasi perkuliahan.

Kampus ingin memastikan, setiap pelayanan bukan hanya seremonial tetapi menyentuh titik-titik sensitif yang selama ini terlewat. “Kami ingin dosen memahami, mendampingi, dan menuntun. Mahasiswa istimewa ini bukan beban, mereka adalah bagian utuh dari ekosistem akademik,” katanya.

Hibah Nasional, Gerbang Menuju Standar Baru

Sementara itu, Ketua Pelaksana, Adi Apriadi Adiansha, M.Pd., menjelaskan, STKIP Taman Siswa Bima terpilih sebagai salah satu penerima Program Bantuan Pembentukan dan Penguatan ULD Tahun 2025. Hal ini tertuang dalam Surat Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Nomor 0709/B2/DT.00.02/2025.

ULD STKIP Taman Siswa Bima
Para peserta yang menghadiri kegiatan peluncuran Unit Layanan Disabilitas STKIP Taman Siswa. Foto: Dok. STKIP Taman Siswa Bima

Tidak banyak perguruan tinggi yang mendapat kesempatan ini. STKIP Taman Siswa Bima berdiri sejajar dengan Universitas PGRI Mahadewa Indonesia dalam daftar penerima hibah di bawah LLDIKTI Wilayah VIII.

Dengan demikian, kampus ini kini memanggul tanggung jawab baru, memastikan amanat UU No. 8/2016 dan Permendikbudristek No. 48/2023 tampil dalam wujud nyata, bukan sekadar tulisan dalam regulasi.

“Ini adalah pengakuan atas konsistensi kita. Penguatan ULD menjadi tanda kampus siap memberi ruang aman bagi penyandang disabilitas, termasuk pada ranah kesehatan mental,” kata Adi.

Kolaborasi dengan SLB: Menghubungkan Harapan

Peluncuran ULD 2025 juga mengundang sejumlah SLB yang harapannya dapat menjadi mitra. Yaitu, SLB Baiturrahman Sondosia, SLB Al Muslimun Woha, SLB Negeri 1 Bima Runggu, SLB Aisyah Sape Naru Barat, SLB Al-Hijrah Oi Tui Wera, SLB Wihdatul Ummah Donggo, dan SLB Al Hikmah Lambu.

Mereka adalah saksi, sekaligus mitra penting dalam membaca kebutuhan riil penyandang disabilitas sejak jenjang pendidikan dasar. Keterlibatan mereka mempertegas pendidikan inklusif tak bisa berdiri sendiri. Ia harus dibangun melalui kolaborasi, kesabaran, dan kesadaran kolektif.

Harapan yang Menjelma Gerakan

Peluncuran ULD ini bukan sekadar peresmian unit baru. Ia adalah pernyataan moral STKIP Taman Siswa Bima ingin berdiri di garis depan dalam memperjuangkan hak-hak mahasiswa difabel. Inklusi bukan tren sesaat, kampus yang baik adalah kampus yang membuka ruang bagi semua.

Jika langkah ini terus dijaga, bukan mustahil STKIP Taman Siswa Bima menjadi model kampus inklusif di kawasan timur Indonesia. Tempat setiap mahasiswa, apa pun kondisinya, dapat bermimpi dan berlari dengan ritme yang setara. (*)

Berita Terkait

Back to top button