ADVERTORIALBappeda NTB

NTB Masuk 10 Besar Produksi Olahan Ikan Nasional, Pemprov Genjot Hilirisasi dan Industri Maritim

Mataram (NTBSatu) Volume produksi olahan perikanan nasional terus naik dan membuka peluang besar bagi daerah pesisir, termasuk Nusa Tenggara Barat (NTB).

Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Indonesia mencatat 7,64 juta ton produksi olahan perikanan pada 2024. Angkanya naik 3,71 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 7,37 juta ton.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, Muslim, mengatakan capaian nasional tersebut menggambarkan pertumbuhan positif industri olahan ikan.

“Kenaikan ini menunjukkan industri perikanan kita bergerak stabil. Distribusinya juga sangat beragam antarprovinsi,” kata Muslim pada Sabtu, 15 November 2025.

Ia memaparkan, Jawa Timur menjadi provinsi dengan produksi olahan ikan tertinggi pada 2024, yakni 1,29 juta ton. Di bawahnya, Jawa Barat mencatat 1,01 juta ton, lalu Jawa Tengah dengan 829.030 ton.

Sumatera Utara menghasilkan 719.285 ton, Sulawesi Selatan 617.060 ton, dan Jakarta 453.138 ton. Sementara Banten dan NTB berada di angka 284.048 ton dan 269.739 ton.

Muslim menjelaskan data tersebut mencakup berbagai jenis produk olahan seperti pembekuan, pemindangan, pengalengan, pengasapan, penggaraman, hingga fermentasi ikan.

“Nah, angka-angka ini penting sebagai dasar daerah dalam menata kembali rantai pasok dan industri hilir,” tegasnya.

Bappeda Paparkan Potensi Besar NTB dalam Ekonomi Agro-Maritim

Menanggapi kondisi nasional tersebut, Kepala Bappeda NTB, Dr. Iswandi, memaparkan peluang besar NTB untuk memperkuat posisi dalam industri kelautan dan perikanan.

“Wilayah laut NTB sangat luas. Kondisi ini memberi kami peluang emas untuk memperkuat ekonomi agro-maritim, mulai dari perikanan tangkap, budidaya laut, garam, hingga perkapalan,” ungkapnya.

Selain itu, NTB memiliki kekuatan besar dalam ekowisata bahari.

Gili Trawangan, Pantai Kuta Mandalika, dan perairan Pulau Moyo menjadi magnet wisata kelas dunia. Pengembangan sektor bahari ini bisa berjalan searah dengan peningkatan pendapatan masyarakat.

Ia juga menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya laut yang bijak.

“Luas laut kita memerlukan perlindungan ketat. Kita harus menghindari eksploitasi berlebihan dan memastikan pemanfaatan berkelanjutan,”ujarnya.

Posisi Strategis NTB Jadi Senjata Utama dalam Perdagangan dan Logistik Maritim

Tak hanya mampu bersaing sebagai provinsi maritim yang kuat, lebih jauh, Dr. Iswandi menjelaskan posisi NTB sangat strategis di jalur perdagangan dunia.

“NTB berada di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II. Ini bukan posisi biasa. Ini jalur pelayaran internasional yang menghubungkan Asia, Australia, dan Pasifik,” ungkapnya.

Ia mengatakan,  kondisi ini membuka peluang besar dalam ekspor dan industri logistik dengan Australia dan Asia Timur. Bahkan NTB bisa berkembang sebagai pangkalan logistik maritim dan simpul keamanan laut nasional.

“Data nasional dan potensi daerah memberi kita arah yang jelas. NTB memiliki fondasi kuat untuk mempercepat industrialisasi perikanan dan mengembangkan ekonomi bahari,” tandasnya. (*)

IKLAN

Berita Terkait

Back to top button