NTB Perkuat Arah Pembangunan Berbasis Potensi Wilayah
Mataram (NTBSatu) – Pemerintah Provinsi NTB menyusun gambaran umum kondisi daerah melalui analisis menyeluruh yang mencakup aspek geografi, demografi, kesejahteraan masyarakat, daya saing daerah, dan pelayanan umum.
Kajian yang disusun berdasarkan capaian 2020–2024 ini menjadi pijakan utama dalam merumuskan arah pembangunan jangka menengah.
Kepala Bappeda NTB, Dr. Iswandi, menjelaskan pemetaan tersebut bukan hanya kewajiban administratif, tetapi fondasi strategis bagi langkah pembangunan berikutnya.
“Kami ingin memastikan arah pembangunan NTB benar-benar berangkat dari data dan kondisi riil di lapangan,” ujarnya dihubungi Sabtu, 15 November 2025.
Secara geografis, NTB berada dalam kawasan kepulauan strategis dengan dua pulau utama, Lombok dan Sumbawa serta 401 pulau kecil. Masing-masing wilayah memiliki karakter geografis yang membentuk pola ekonomi yang berbeda.
Iswandi menyebutkan keanekaragaman ini adalah modal penting NTB.
“Setiap wilayah membawa kekuatannya sendiri dan ini harus kita kelola sebagai satu kesatuan pembangunan,” katanya.
Pemetaan Potensi Lombok-Sumbawa
Pulau Lombok memiliki lanskap lengkap, mulai dataran rendah, pegunungan Rinjani, hingga kawasan pesisir yang berkembang menjadi destinasi wisata. Bagian tengah menjadi sentra produksi pertanian seperti padi dan hortikultura, sementara wilayah selatan–barat menawarkan potensi wisata kelas dunia.
Berbeda dengan Lombok, Pulau Sumbawa memiliki bentang alam yang luas dengan karakter lebih kering. Wilayah perbukitan mendukung aktivitas peternakan dan perkebunan, sedangkan kawasan pesisir seperti Teluk Saleh, Samota, dan Teluk Bima menyimpan sumber daya perikanan dan garam yang besar.
Iswandi menilai Sumbawa sebagai kawasan yang memiliki kekuatan jangka panjang.
“Sumbawa ini punya fondasi ekonomi yang kuat, terutama di peternakan dan perikanan. Hilirisasi harus menjadi kunci,” tegasnya.
Topografi Beragam Perkuat Potensi Pemanfaatan Ruang
Analisis topografi menunjukkan, 34,96 persen wilayah NTB memiliki kemiringan 15–40 persen, sementara 16,80 persen berupa lahan datar yang ideal untuk permukiman dan pertanian. Lombok memiliki area datar yang lebih luas, sedangkan Sumbawa didominasi kawasan perbukitan yang cocok untuk peternakan.
Selain kekayaan alam, NTB berada di jalur pelayaran internasional ALKI II yang menghubungkan Asia, Australia, dan Indo-Pasifik. Posisi ini memberi peluang besar bagi penguatan ekspor, logistik, dan hub maritim.
Iswandi menilai letak tersebut sebagai salah satu keunggulan strategis NTB.
“Wilayah kita dilalui jalur internasional. Ini peluang besar untuk memperkuat perdagangan laut dan konektivitas ekonomi,” ujarnya.
Iswandi mengakhiri pemaparannya dengan menegaskan pentingnya konsistensi dalam pembangunan. Menurutnya, seluruh potensi geografis, alam, dan demografis harus bergerak dalam satu arah strategi.
“Kalau semua potensi ini berjalan terpadu, NTB bukan hanya tumbuh, tetapi bisa melompat lebih cepat,” pungkasnya. (*)



