Desa Batu Tering Genjot Pertanian dan Peternakan untuk Tekan Angka Kemiskinan
Mataram (NTBSatu) – Desa Batu Tering, Kecamatan Moyo Hulu, Sumbawa, terus mendorong percepatan pengentasan kemiskinan melalui penguatan sektor pertanian dan peternakan. Pemerintah desa menempatkan dua sektor ini sebagai motor ekonomi masyarakat karena memiliki kontribusi besar terhadap pendapatan warga.
Kepala Desa Batu Tering, Alwan Hidayat, S.Pd.I.,NL.P., menjelaskan langkah-langkah strategis yang sudah berjalan sebagai bagian dari komitmen pemerintah desa dalam menurunkan jumlah keluarga miskin.
Alwan menuturkan pemerintah desa sudah memetakan kondisi masyarakat melalui desil kemiskinan. Setelah memperoleh gambaran tersebut, pemerintah desa mulai menjalankan berbagai program yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
Pada tahun 2025, pemerintah desa menyiapkan program penguatan ekonomi berbasis peternakan. Program ini berupa penggemukan sapi sebanyak 22 ekor melalui sistem bergulir, dengan pendanaan dari anggaran ketahanan pangan sebesar 20 persen.
“Kami juga menguncurkan kegiatan peguatan ekonomi tahun 2025 dengan program bergulir pengolaan penggemukan sapi sebanyak 22 ekor sapi dari dana ketahnaan pangan 20 persen,” ungkap Alwan, kepada NTBSatu, Minggu, 16 November 2025.
Tak hanya itu, bansos, BLT Dana Desa minimal 20 persen, serta sejumlah bantuan pemberdayaan menjadi langkah awal untuk memperkuat ekonomi keluarga rentan.
Desa Batu Tering juga memberikan ruang khusus bagi lansia serta penyandang disabilitas melalui pengawalan kebutuhan mereka dalam penyusunan RKP Desa.
Meskipun berbagai program sudah berjalan, Alwan menilai masyarakat Desa Batu Tering masih membutuhkan penguatan ekonomi. Ia terus mendorong peningkatan kesejahteraan warga melalui berbagai langkah dan program yang sudah tersusun untuk mengentaskan kemiskinan.
Potensi Desa Batu Tering
Desa Batu Tering memiliki kekuatan ekonomi yang bertumpu pada sektor pertanian dan peternakan. Menurut Alwan, pertanian masih menjadi sumber pendapatan utama.
“Tanaman pangan, terutama padi, menjadi unggulan. Jagung juga ditanam, terutama di lahan tadah hujan yang luasnya jauh melebihi lahan irigasi,” ujar Alwan.
Alwan menjelaskan, sistem pertanian di Desa Batu Tering terintegrasi dengan peternakan. Yakni, memanfaatkan limbah jerami dan jagung sebagai pakan ternak, sehingga sektor pertanian dan peternakan saling mendukung.
Meski potensial, pertanian dan peternakan masih menghadapi tantangan. Keterlambatan distribusi pupuk, tingginya harga pupuk, serta irigasi yang hanya mengaliri 320 hektare lahan menjadi hambatan yang terus muncul selama satu dekade terakhir.
Tanggapan Pemprov NTB
Sebagai informasi, Pemprov NTB menegaskan komitmennya untuk mempercepat pembangunan di berbagai sektor strategis sesuai arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTB.
Kepala Bappeda NTB, Iswandi mengatakan, RPJMD NTB tahun 2025, dijabarkan dalam tujuh misi pembangunan daerah dengan 10 program unggulan. Di mana di dalamnya terdapat tiga isu prioritas.
Tiga isu prioritas itu adalah pengentasan kemiskinan ekstrem, penguatan ketahanan pangan, dan menjadikan NTB sebagai destinasi wisata berkelas dunia.
“RPJMD ini dihajatkan untuk menjawab segala persoalan yang ada di NTB. Misalnya, tantangan seperti kemiskinan, kualitas pendidikan dan kesehatan, ketenagakerjaan, penyalahgunaan narkoba dan sebagainya,” kata Iswandi.
RPJMD NTB tahun 2025-2029 sebagai peta jalan pembangunan lima tahun ke depan. Visi yang akan dicapai adalah “bangkit bersama menuju NTB provinsi kepulauan yang makmur mendunia.”
Selain itu, dukungan dalam RPJMD tersebut juga fokus pada sektor infrastruktur, kesehatan, dan sebagainya.
Pelaksanaan program pembangunan di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) kini arahnya untuk menjawab target dan indikator RPJMD. Pemerintah memastikan agar kebijakan pembangunan tetap berjalan secara terukur dan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
“RPJMD menjadi panduan kita bersama dalam melaksanakan program pembangunan. Setiap OPD wajib menyelaraskan kegiatan agar semua sektor bergerak menuju satu arah: kesejahteraan masyarakat NTB,” ujarnya.
Pada sektor infrastruktur, Pemprov NTB terus mengakselerasi pembangunan dan pemeliharaan jalan provinsi, peningkatan kualitas jembatan, serta memperluas akses konektivitas antarwilayah.
Harapannya, program ini mampu memperkuat arus distribusi barang dan jasa sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
Sementara pada sektor kesehatan, Pemprov NTB berkomitmen meningkatkan layanan dasar di seluruh fasilitas kesehatan, baik rumah sakit daerah maupun puskesmas. Pemerintah juga memperkuat sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta memperluas cakupan jaminan kesehatan bagi masyarakat tidak mampu.
Sedangkan pada sektor pengentasan kemiskinan, Pemprov NTB mengintegrasikan berbagai program pemberdayaan ekonomi. Termasuk program desa berdaya yang menyasar ribuan desa di NTB.
“Kita tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga manusia. Penurunan angka kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat menjadi indikator keberhasilan pelaksanaan RPJMD,” tegasnya. (*)



