Wagub NTB Serukan Kolaborasi Cegah Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
Mataram (NTBSatu) – Pencegahan kekerasan terhadap anak dan pendewasaan usia perkawinan menjadi perhatian serius Wakil Gubernur NTB, Hj. Indah Dhamayanti Putri, M.IP.
Ia menegaskan, meningkatnya kasus kekerasan fisik dan seksual pada anak harus mendapat respons melalui kolaborasi keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Hal tersebut ia sampaikan pada kegiatan edukasi “Pencegahan Kekerasan Fisik dan Seksual pada Anak serta Pendewasaan Usia Perkawinan” di SMA Negeri 1 Taliwang, Kamis, 30 Oktober 2025.
Menurut Umi Dinda, sapaan Wagub NTB, pembahasan tentang pendidikan seksual dan hubungan sehat tidak bisa lagi dihindari. Ketertutupan justru membuat anak mencari informasi dari sumber yang salah.
“Pendidikan seksual bukan sesuatu yang tabu. Jika tidak kita jelaskan dengan benar, anak akan menafsirkan sendiri dari apa yang mereka lihat dan dengar,” ujarnya.
Ia mengingatkan, pelaku kekerasan sering berasal dari lingkungan terdekat anak. Karena itu, Umi Dinda meminta sekolah menjadi ruang aman yang dapat mengenali perubahan perilaku siswa serta memberi tempat untuk bercerita.
“Guru bimbingan konseling harus mampu menjadi pendengar yang siswa percaya. Ruang itu harus benar-benar aman dan tidak menghakimi,” tegasnya.
Selain pencegahan kekerasan, pendewasaan usia perkawinan juga menjadi sorotan. Umi Dinda menyampaikan, kesiapan menikah tidak hanya diukur dari usia dan kondisi fisik, tetapi terutama kematangan mental dan tanggung jawab sosial.
“Pernikahan itu bukan hanya soal kesiapan biologis. Perlu kematangan psikologis, kemampuan mengelola emosi, serta kesiapan menjalani peran sebagai pasangan dan orang tua,” jelasnya.
Ia menekankan, keluarga adalah garda terdepan dalam menjaga anak tetap aman.
“Kita mulai dari rumah. Lingkungan yang penuh kasih sayang dan komunikasi terbuka adalah benteng pertama pencegahan kekerasan,” pungkasnya. (*)



