Mataram (NTB Satu) – Sebanyak 2,5 ton dari 6,5 ton pesanan vanili NTB dilepas untuk diekspor ke Amerika Serikat. Nilainya mencapai Rp5,7 miliar.
Truk pembawa vanili ini dilepas pemberangkatannya dari Kantor Bank Indonesia Provinsi NTB oleh Sekda NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB, Heru Saptaji beserta seluruh stakeholders terkait, Jumat 12 Agustus 2022.
Direktur PT. Singing Dog Vanilla, Bill Wiedman turut hadir mengawal ekspornya. Ekspor vanili dilakukan oleh UD. Rempah Organik Lombok, H. Muhir.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB, Heru Saptaji mengadtakan, ekspor vanili yang dilakukan kemarin adalah komitmen Bank Indonesia untuk terus menggenjot ekspor non tambang. Khususnya komoditas unggulan yang sangat prospek di NTB. salah satunya vanili.
“Komitmen kami adalah dari hulu ke hilir, end to end process. Kita lihat perjalanannya ekspor vanili. Tahun 2020 1,4 ton, tahun 2021 2,4 ton dan sekarang meningkat menjadi 6,5 ton tahun 2022 ini. dan komitmen akhir Mr. Bill akan membeli 9 ton mulai 2023,” papar Heru.
Komitmen membeli 9 ton pertahun oleh buyer Amerika Serikat ini, lanjut Heru, peluangnya masih sangat terbuka. Apalagi salah satu vanili terbaik kualitasnya di Indonesia, ada di NTB.
Karena itu, peluangnya bisa ditangkap, sepanjang dari hulu NTB siap. Bank Indonesia sendiri berkomitmen juga mendampingi quality kontrol (kualitas) dan menjaga sustainability (kesinambungan) ekspor vanili.
“Akan kita kawal dan jaga terus menerus. Semakin hari semakin menigkat, tapi kesinambungannya tetap kita jaga dengan baik. Oleh karena itu, program community development juga menjadi salah satu program Bank Indonesia didalamnya, seperti juga komoditas ekspor non tambang lainnya,” ujarnya.
Di hulu, Bank Indonesia melakukan pendampingan kepada petani vanili, peningkatan produktivitas dengan mendatangkan ahli vanili dari Balitro.
Karena besarnya potensi ekonomi dari vanili ini, Bank Indonesia akan mendukung pengembangan budidaya vanili, di Lombok, maupun di Pulau Sumbawa. Khususnya di kawasan Gunung Tambora.
“Kami terus menjajaki untuk ekspansi pendampingan ke daerah Parado di Tambora. Karena di sana kami lihat potensinya sangat besar. Dan itu akan jadi andalan kami dalam program pendampingan bersama-sama dengan Karantina Pertanian, eksport ahli, untuk menjaga kualitas vanili NTB terus diterima di pasar internasional,” imbuhnya.
Dari sisi hilir, dalam rencana jangka panjang, Bank Indonesia juga akan mendorong produk turunan olahan vanili bisa diproduksi didalam daerah. berupa tepung vanili. Saat ini Bank Indonesia masih mendatangkan ahlinya. Sehingga kedepan yang diekspor keluar negeri tidak saja bahan baku mentah vanili. Melainkan sudah dalam bentuk produk turunan, setidaknya sudah setengah jadi.
Sekda NTB, Lalu Gita Ariadi menegaskan juga komitmen daerah untuk mengembangkan vanili. Ekspor yang dilakukan menurutnya dapat menjadi pengungkit semangat masyarakat untuk mengembangkan budidaya vanili.
“Ini sukses, pasti akan ditiru oleh masyarakat. Bahwa vanili bisa berkembang di NTB. Tidak hanya kita harus tembakau, tapi ada potensi lain yang memiliki harga dan pasar yang cukup bagus,” ujarnya.
Karena itu, OPD terkait menurutnya harus punya atensi. Sebagai gayung bersambut.
“Jangan dalam APBD bibit jagung saja yang dialokasikan. Kenapa ndak dianggarkan untuk bibit vanili yang nilai ekonominya juga cukup tinggi. Ini kita kerjasama laksanakan semua,” demikian Sekda. (ABG)