Harga Bawang Putih Sembalun Anjlok Jadi Rp3.000 per Kilogram

Lombok Timur (NTBSatu) – Harga bawang putih di Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, merosot tajam hingga menyentuh Rp3.000 per kilogram.
Kondisi ini membuat para petani terancam rugi besar, dan mendesak pemerintah segera hadir memberikan solusi pasar serta kepastian harga.
Seorang petani asal Desa Sembalun Bumbung, Nedi Suprapto menjelaskan, harga bawang putih saat ini turun drastis dari sebelumnya.
“Kita sudah panen kemarin, bawang putih lakunya cuma Rp3.000 per kilogram basah. Padahal sebelumnya bisa sampai Rp8.000 bahkan Rp10.000 per kilogram,” katanya, Senin, 15 September 2025.
Anjloknya harga membuat ongkos produksi tidak sebanding. Petani tetap harus mengeluarkan biaya tinggi untuk tenaga, pupuk, pestisida, hingga benih.
Ia mencontohkan, harga benih bulan lalu masih di angka Rp5.000 per kilogram. “Kami memang sempat dapat bantuan. Tapi sepertinya bakal tetap merugi dengan kondisi begini,” terang Nedi.
Dalam satu hektare lahan, kebutuhan benih bawang putih mencapai sekitar 1 ton. Untuk varietas lembu putih, produksi bisa lebih dari 20 ton per hektare, sedangkan varietas lain justru lebih rendah.
Jika harga jatuh di bawah biaya perawatan, keuntungan petani otomatis bisanya lenyap, bahkan terancam merugi. Nedi menegaskan, pemerintah perlu turun tangan langsung membeli hasil panen petani dengan harga layak.
“Bantuan di awal tanam pastinya kami apresiasi. Tapi kayaknya perlu juga ada intervensi saat musim panen. Mungkin di aturan harga minimum,” harap Nedi.
Selama ini, bawang putih Sembalun hanya terserap oleh pengepul dan penangkar benih tanpa jaminan harga pasca panen.
Petani menilai perhatian pemerintah seharusnya tidak berhenti pada tahap distribusi benih, pupuk, dan sarana tanam. Dukungan lebih penting justru hadir setelah panen agar harga tetap stabil.
Tanpa intervensi, keberlanjutan bawang putih Sembalun yang menjadi komoditas unggulan daerah bisa terancam. (*)