Wacana Pagar Pengaman di Letter E Rinjani, Netizen Beri Respons Beragam

Mataram (NTBSatu) – Perbincangan tentang wacana pemasangan safety fence atau pagar pengaman pada jalur ekstrem Letter E Gunung Rinjani, kembali mencuat setelah akun TikTok @ikbal_bagaskara mengunggah ulang ilustrasi visual pagar pengaman tersebut.
Unggahan ini menarik ribuan tanda suka dan komentar dari warganet, sebagian besar memberikan reaksi emosional yang beragam.
Isu ini bermula dari unggahan Sulfiadi Barmawi pada 7 Juli 2025. Ia menuliskan keterangan “Akhirnya dapat proyek pengerjaan safety Letter E Rinjani”, dengan foto-foto ilustrasi pagar pengaman.
Meskipun unggahan tersebut hanya mencerminkan candaan atau harapan pribadi, diskusi serius segera mencuat. Terutama dari komunitas pelaku wisata dan pendaki yang memahami tantangan ekstrem kawasan tersebut.
Sebagai informasi, Letter E Rinjani merupakan alah satu bagian paling curam dan teknikal dari jalur pendakian menuju puncak Rinjani.
Tekstur tanah yang berpasir lepas serta jalur sempit di atas punggungan gunung membuat titik ini cukup rawan untuk dilewati.
Wacana pengamanan jalur ekstrem semacam ini bukan hal baru dalam dunia pendakian global. Misalnya, Gunung Fuji di Jepang telah menggunakan pagar pengaman dan rantai sebagai langkah mitigasi di jalur kerikil vulkanik yang licin.
Di Spanyol, Gunung Teide juga menyediakan kabel dan pegangan permanen untuk membantu pendaki melintasi jalur sempit dan terjal.
Tanggapan Netizen
Namun, wacana tersebut menimbulkan perdebatan panjang, banyak komentar warganet yang menolak pemasangan pagar pengaman di Rinjani.
Mereka menilai pemasangan struktur seperti itu bisa merusak keaslian dan nilai estetika lanskap gunung.
Akun @Hesty_FAN menulis, “Gunung Rinjani tidak meminta anda untuk menaikinya, jadi jangan lakukan hal yang menghilangkan kecantikannya.”
Sementara akun @redsdevilz menyampaikan, “Rinjani sudah cantik dari berbagai sisi. Sebagai pecinta alam, tidak sepantasnya Letter E Rinjani dipasangi pagar pengaman. Siapa pun yang belum siap menerima risiko alam, sebaiknya tidak datang.”
Meski begitu, sebagian warganet mendukung langkah tersebut karena dinilai mampu mengurangi risiko kecelakaan. Akun @sawantanoddo menyebut, “Ini baru benar, usaha untuk mencegah kemalangan.”
Sedangkan akun @n.j29197 menambahkan, “Di Swiss juga begitu, malah ada jalur kereta. Minimal ada helipad dan pos siaga di titik strategis agar cepat tanggap saat keadaan darurat.”
Meski belum ada konfirmasi resmi terkait proyek ini, wacana tersebut tampaknya terus menjadi bahan diskusi, terutama karena menyangkut keseimbangan antara keselamatan pendaki dan kelestarian alam Gunung Rinjani. (*)