Profil Juliana Marins, Pendaki Brasil yang Meninggal Terjatuh di Gunung Rinjani

Mataram (NTBSatu) – Seorang wisatawan asal Brasil, Juliana Marins meninggal dunia setelah terjatuh saat mendaki Gunung Rinjani, Lombok, pada Sabtu, 21 Juni 2025.
Insiden tragis ini terjadi di jalur menuju Puncak Rinjani, tepatnya di kawasan Cemara Nunggal, dekat Danau Segara Anak.
Juliana Marins awalnya dilaporkan jatuh ke jurang sedalam sekitar 150–200 meter saat mendaki Gunung Rinjani dalam kondisi cuaca ekstrem, dengan angin kencang dan suhu dingin menyelimuti jalur.
Namun, dalam proses evakuasi, tim SAR gabungan menemukan jasadnya di kedalaman mencapai 600 meter dari jalur pendakian.
Siapa Juliana Marins?
Juliana Marins berasal dari Rio de Janeiro dan berdomisili di Niteroi, Brasil. Ia merupakan lulusan Universidade Federal do Rio de Janeiro (UFRJ) dengan latar belakang pendidikan di bidang periklanan.
Di luar dunia akademik, Juliana merupakan seorang penari tiang profesional (pole dancer) dan aktif di media sosial.
Sejak Februari 2025, Juliana memulai perjalanan ke berbagai negara di Asia Tenggara. Mulai dari Filipina, Vietnam, dan Thailand, sebelum akhirnya tiba di Indonesia.
Selama di Indonesia, ia sempat mengunjungi beberapa destinasi populer seperti Bali dan Lombok.
Dalam unggahan terakhirnya di akun Instagram @ajulianamarins pada 11 Juni 2025, Juliana membagikan momen-momen liburannya.
“Never fly, never try (Tidak pernah terbang, tidak akan pernah mencoba),” tulisnya dalam unggahan tersebut.
Proses Evakuasi Jenazah
Sebagai informasi, tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi jenazah Juliana (27) yang terjatuh di Gunung Rinjani.
“Pukul 13.50 Wita, jenazah korban berhasil dievakuasi dari kedalaman 600 meter menuju Lost Know Position (LKP),” kata Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, Rabu, 25 Juni 2025.
Perjalanan dari LKP menuju Pos Pelawangan memakan waktu kurang lebih dua jam. Tim gabungan tiba di Pos Pelawangan pada sekitar pukul 15.30 Wita.
Dari Pos Pelawangan, tim SAR gabungan menandu jenazah Juliana menuju Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR).
“Semula rencananya kita evakuasi melalui jalur udara menggunakan helikopter. Namun karena cuaca yang tidak memungkinkan mengharuskan dengan cara seperti biasanya yaitu di tandu,” jelas Syafii.
Setelah berhasil melakukan evakuasi, pihak SAR langsung membawa jenazah korban ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB menggunakan jalur darat. (*)