Mataram (NTBSatu) – Asosiasi Peternak dan Pedagang Sapi Bima Indonesia (APPSBI) mengimbau, seluruh peternak di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya untuk meningkatkan kewaspadaan, terhadap berbagai modus penipuan yang marak terjadi menjelang Iduladha.
Ketua APPSBI, Furkan Sangiang menyampaikan, setiap tahun kerugian akibat penipuan dalam transaksi jual beli sapi bisa mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah.
Furkan menjelaskan, salah satu modus yang paling sering terjadi adalah sapi dibawa keluar dari kandang oleh pembeli tanpa proses pelunasan.
“Mereka hanya memberikan uang muka (DP) dengan janji akan melunasi di hari yang telah disepakati. Namun, pada saat hari H, pembeli justru menghilang tanpa kabar,” ungkapnya, Jumat, 23 Mei 2025.
Tak hanya itu, Furkan juga menyoroti kasus oknum pengelola kandang yang membawa kabur uang peternak dalam jumlah besar.
“Ini sangat merugikan peternak. Oleh karena itu, kami imbau para peternak untuk mengenal betul siapa pengelola kandangnya. Serta, pentingnya transparansi keuangan,” tambahnya.
Furkan juga meminta agar peternak tidak memarkir kendaraan sembarangan di sekitar kandang, baik mobil maupun motor, untuk menghindari tindak pencurian. Ia menekankan pentingnya pengamanan ekstra pada malam hari.
Selain itu, ia mengingatkan agar peternak lebih cermat dalam mengecek proses transaksi, terutama transfer bank.
“Banyak kasus bukti transfer yang diedit, dan ini marak terjadi. Juga dalam pembayaran tunai, perlu diperhatikan keaslian uang karena pernah ditemukan uang palsu dalam transaksi,” ujarnya.
Sebagai bentuk perlindungan hukum, APPSBI telah membentuk tim advokasi untuk membantu para peternak yang menjadi korban penipuan.
Furkan berharap, pemerintah turut berperan aktif dalam pengawasan dan penindakan hukum terhadap pelaku kejahatan di sektor peternakan.
“Kami tidak ingin kasus-kasus seperti ini terus terulang. Semua pihak harus waspada dan bekerja sama agar industri peternakan kita tetap aman dan berkembang,” pungkasnya. (*)