HEADLINE NEWSPariwisata

3 Hari MotoGP, Pelaku Usaha Hotel Untung Banyak

Mataram (NTBSatu)InJourney memproyeksi nilai perputaran uang dalam ajang yang berlangsung di Pertamina Mandalika International Circuit, Lombok Tengah selama tiga hari itu mencapai Rp4,5 triliun.

Ajang sport tourism yang masuk dalam calendar of event ini memberikan angin segar bagi sektor pariwisata. Khususnya industri perhotelan.

Ketua Badan Pimpinan Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB, Ni Ketut Wolini menyebut, dampak penyelenggaraan MotoGP 2024 mampu mendulang tingkat okupansi hotel. Persentasenya, hingga 100 persen pada hotel yang letaknya berada di dekat sirkuit.

“Pebisnis hotel juga mendapatkan keuntungan lebih dengan kenaikan harga yang bisa mencapai tiga kali lipat. Hal itu sesuai dengan zona yang pemerintah tetapkan,” ujar Wolini, Senin, 30 September 2024.

Ia mengatakan, pengusaha akomodasi perhotelan telah memberi tarif kamar hotel sesuai amanat pemerinyah. di mana patokannya adalah Peraturan Gubernur NTB Nomor 9 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Tarif Usaha Jasa Akomodasi.

Berdasarkan Pergub tersebut, pengusaha boleh menaikkan tarif kamar hotel tiga kali lipat di zona satu. Yaitu, di kawasan Mandalika dan sekitarnya.

Kemudian menaikan harga kamar dua kali lipat untuk zona dua yang berada di luar kawasan Mandalika. Sedangkan, zona 3 yang berada di wilayah Kota Mataram, Senggigi dan kawasan tiga Gili di Lombok Utara, boleh menaikkan harga kamar hotel satu kali lipat.

“Kami sudah berkoordinasi dengan para anggota. Mereka membandrol tarif kamar hotel sesuai dengan yang tertuang dalam Pergub,” jelasnya.

Mataram Kebagian Untung

Melipir ke Ibu Kota Provinsi NTB, yakni Kota Mataram, tingkat okupansi hotel mencapai 90 persen dari total 2.800 kamar yang tersedia.

Ketua Asosiasi Hotel dan Restoran Indonesia (AHM) Kota Mataram, I Made Adiyasa Kurniawan mengatakan, meskipun belum mencapai kapasitas penuh, tingkat hunian hotel sudah terlihat meningkat.

Berdasarkan laporan yang ia terima, sebagian besar hotel melaporkan okupansi sebesar 80 hingga 90 persen. Baik hotel berbintang maupun melati.

“Untuk tahun ini, Kami melihat tren pemesanan kamar oleh para tamu dalam last minute atau bahkan pada hari H. Lebih sulit kami prediksi,” ungkapnya.

Sementara untuk kawasan tiga Gili, pada bulan September ini tingkat hunian sedang berada pada masa high season atau musim padat pengunjung.

Ketua Gili Hotel Association (GHA), Lalu Kusnawan menyebut, tingkat okupansi berkisar 90-95 persen. Kendati demikian, jumlah tersebut bukanlah persentase jumlah kamar yang dipesan untuk menonton MotoGP.

“Melihat dari segi lokasi kita yang cukup jauh dari venue acara. Selebihnya, saya mendengar beberapa pembalap berlibur ke Gili setelah perlombaan,” ucap Kusnawan.

Ia juga mengusulkan agar seluruh stakeholder, baik itu pemerintah, pihak MGPA maupun pihak terkait lainnya untuk lebih memantapkan koordinasi. Khususnya menggencarkan promosi event MotoGP di kawasan tiga Gili.

Salah satunya dengan promosi menjual bundling tiket MotoGP dengan paket menginap di tiga Gili di Lombok, yaitu Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air.

Menurutnya, ketika banyak tamu dari luar negeri yang berlibur ke Gili tertarik akan gelaran sport tourism tersebut, mereka secara tidak langsung menjadi agen promosi gratis untuk menggaungkan MotoGP di Indonesia.

“Kami dengan tangan terbuka, mendukung setiap event yang pemerintah laksanakan. Utamanya dalam meningkatkan eksistensi pariwisata NTB. di mana semakin menggema di pasar domestik maupun mancanegara,” pungkasnya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button