ADVERTORIALDiskominfotik NTB

Olahan Sorgum Jadi Andalan BUMDes Boak Sumbawa

Lombok Timur (NTBSatu) – Desa Boak di Kecamatan Unter Iwes, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, menjadi salah satu sentra pertanian yang menopang kehidupan warganya.

Sebagian besar penduduk desa ini menggantungkan ekonomi keluarga dari hasil pertanian, terutama padi, sorgum, dan palawija.

Sebagai desa agraris, Boak memiliki lahan yang subur dan cocok untuk berbagai jenis tanaman pangan. Petani setempat secara rutin menanam padi sebagai komoditas utama, lalu sorgum dan tanaman palawija yang menjadi sumber pendapatan tambahan.

Pola tanam bergilir yang masyarakat terapkan membantu menjaga kesuburan tanah dan stabilitas ekonomi mereka sepanjang tahun.

Selain sektor pertanian, menurut penelitian Yuni Putrianti dari Universitas Samawa, Pemerintah Desa Boak juga mengembangkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang berfokus pada pengelolaan produk sorgum.

Melalui BUMDes ini, hasil panen sorgum diolah menjadi berbagai produk turunan yang memiliki nilai jual lebih tinggi, seperti tepung sorgum dan pakan ternak.

“BUMDes dapat membantu masyarakat atau petani dalam mengembangkan pertanian dan
pengelolaan sorgum. Melalui pemberian bibit biji sorgum kepada para petani sorgum dan edukasi
pengeluaran produk sorgum yang bekerja sama dengan UMKM, untuk diperkenalkan kepada
masyarakat melalui pertemuan-pertemuan,” bunyi penelitian tersebut, dikutip Sabtu, 8 November 2025.

Upaya tersebut harapannya mampu memperkuat ketahanan ekonomi desa dan membuka lapangan kerja bagi warga lokal.

Dengan kombinasi antara pertanian tradisional dan pengelolaan modern melalui BUMDes, Desa Boak terus berupaya mengembangkan potensi ekonomi berbasis sumber daya alamnya.

Tanggapan Pemprov NTB

Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sektor-sektor potensial daerah, seperti pertanian, kelautan, pariwisata, dan sejumlah sektor lainnya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTB, Iswandi mengatakan, setiap sektor memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Termasuk pada skala desa.

Dalam RPJMD pemerintah daerah telah menetapkan arah pemgembangan sektor-sektor potensial melalui program unggulan agromaritim, yang fokusnya untuk membentuk ekosistem industri agromaritim dari hulu ke hilir. Prioritas dukungan untuk menguatkan swasemenda pangan, serta hilirisasi dan industri pengolahan.

“Sektor-sektor potensial tetap menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat kita. Pemerintah terus memberikan dukungan, misal pada sektor pertanian, seperti mulai dari penyediaan benih unggul, pupuk, hingga fasilitasi pemasaran hasil panen,” ujarnya.

Langkah ini, lanjut Iswandi, sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan dan berbasis potensi lokal.

“Masing-masing daerah, tentu memiliki potensi pada sektor yang berbeda-beda. Itu yang akan kita upayakan untuk terus dikembangkan,” ujarnya.

Selain pertanian, sektor kelautan juga menjadi fokus. Termasuk pariwisata. Menjadi program unggulan NTB Pariwisata Berkualitas yang arah pengembangannya terintegrasi dengan pariwisata Bali dan NTT. Sehingga, memperkuat sisi konektivitas logistik maupun mobilitas orang atau penumpang.

“Dengan demikian standar destinasi yang ada di NTB mesti mengikuti standar-standar yang berlaku secara internasional karena Bali menjadi hub pariwisata internasional,” ujarnya.

“Semua sektor ini saling terkait. Jika kita kuatkan bersama, maka dampaknya akan luas, bukan hanya bagi ekonomi daerah, tapi juga kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Tanggapan Pemkab Sumbawa

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa, terus memperkuat langkah pembangunan daerah dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang beragam. Sektor-sektor seperti pertanian, kelautan, peternakan, dan perkebunan menjadi fokus utama pengembangan ekonomi daerah yang berkelanjutan.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumbawa, Dr. Dedi Heriwibowo menjelaskan, Sumbawa memiliki dua kelompok besar sumber daya alam, yaitu sumber daya tidak terbarukan seperti tambang dan mineral, serta sumber daya terbarukan seperti pertanian dan kelautan.

Pemerintah daerah, lanjut Dedi, terus berupaya mengarahkan transformasi ekonomi menuju sektor yang bersifat berkelanjutan.

“Sektor pertanian dan kelautan disebut sebagai pilar utama, karena keduanya mampu menopang kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang,” kata Dedi kepada NTBSatu.

Selain itu, sektor perkebunan juga tumbuh pesat. Kopi Sumbawa menyumbang lebih dari 42 persen produksi kopi NTB, sedangkan komoditas bawang merah terus meningkat dengan kontribusi 13,83 persen.

Dorongan Agrobisnis dan Agroindustri

Melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), pemerintah daerah mendorong penguatan agrobisnis dan agroindustri untuk menciptakan nilai tambah produk lokal.

“Hasil pertanian dan kelautan perlu diolah langsung di daerah. Gabah harus menjadi beras kemasan, jagung diarahkan menjadi bahan industri pakan, dan udang serta rumput laut harus diolah sebelum diekspor,” jelas Dedi.

Langkah ini sejalan dengan strategi pemerintah daerah untuk membuka peluang investasi industri kecil, menengah, hingga besar. Upaya tersebut harapannya mampu memperluas lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (*)

Berita Terkait

Back to top button