Pendidikan

Pemerintah Siapkan 6 Bahasa Asing untuk Diajarkan di Sekolah Rakyat

Jakarta (NTBSatu) – Kementerian Sosial (Kemensos) bekerja sama dengan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), menyiapkan program pembelajaran enam bahasa asing bagi siswa Sekolah Rakyat.

Langkah ini menjadi bagian dari upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, agar siap bersaing di pasar kerja global.

Menteri P2MI, Mukhtarudin menjelaskan, program pembelajaran bahasa asing ini berdasarkan pemetaan kebutuhan tenaga kerja luar negeri.

“Kalau untuk kebutuhan pasar luar negeri ya, pemetaannya paling tidak kita bahasa dulu. Bahasa yang mau kita persiapkan adalah Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Jepang, Bahasa Korea, Bahasa Mandarin, dan mungkin Bahasa Jerman,” ujar Mukhtarudin dalam keterangan resminya, Senin, 3 November 2025.

Ia menekankan, kemampuan berbahasa asing merupakan modal utama bagi calon pekerja migran yang ingin bekerja di luar negeri.

Apalagi, permintaan tenaga kerja Indonesia dari berbagai negara, khususnya di kawasan Eropa, terus meningkat dan membutuhkan kemampuan bahasa sebagai sarana komunikasi.

Mukhtarudin juga mengungkapkan, Bahasa Portugis berpotensi menjadi tambahan mata pelajaran di Sekolah Rakyat, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.

“Mulai banyak permintaan dari negara Eropa dan Barat dan Eropa Timur. Jadi, kita akan mengisi itu, ya. Mungkin Presiden sempat juga sebut kita tentang Portugal. Kemungkinan kita juga akan membicarakan lebih teknis tentang pembelajaran bahasa Portugis,” ujarnya.

Lebih lanjut, Mukhtarudin menegaskan, penguasaan bahasa asing akan membuka peluang yang lebih luas bagi warga negara Indonesia untuk bekerja di luar negeri.

Setelah tahap pembelajaran bahasa, program ini juga akan diikuti dengan pelatihan keterampilan dan sertifikasi kompetensi kerja.

“Antara pelatihan, sertifikasi, dan kompetensi, dengan penempatan itu nanti jadi satu link and match. Jadi tidak parsial. Yang dilatih siapa, apa, kompetensinya apa, ditempatkan di negara mana, sektornya apa,” tutur Mukhtarudin. (*)

Alan Ananami

Jurnalis NTBSatu

Berita Terkait

Back to top button