Tren Kasus DBD di Kota Mataram Turun, tapi Risiko Penularan Masih Mengintai

Mataram (NTBSatu) – Tren kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Mataram menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya. Hingga Oktober 2025, tercatat 519 kasus, turun dari sekitar 570 kasus pada periode yang sama tahun 2024.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr. H. Emirald Isfihan mengatakan, meski jumlah kasus menurun, kewaspadaan tetap perlu masyarakat tingkatkan. Apalagi, perubahan cuaca dan intensitas hujan berpotensi memicu kembali berkembangnya jentik nyamuk.
“Trennya memang turun dibanding tahun lalu, tetapi potensi penularan tetap ada. Prinsip kami tetap pencegahan dan kesiapsiagaan,” ujar Emirald, Rabu, 22 Oktober 2025.
Fokus Pencegahan dan Deteksi Dini
Berbagai langkah rutin terus Dinas Kesehatan Kota Mataram lakukan untuk menekan angka kasus DBD. Mulai dari gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) pascahujan, penyuluhan masyarakat, hingga peningkatan deteksi dini di setiap puskesmas.
“Kami sudah menyiapkan alat tes di Puskesmas agar diagnosis bisa lebih cepat. Semakin cepat terdeteksi, semakin cepat pula ditangani,” jelasnya.
Menurut Emirald, peta kerawanan DBD hampir merata di seluruh wilayah Mataram, namun tingkat risiko bervariasi tergantung perilaku dan kondisi lingkungan masyarakat.
Wilayah yang banyak aktivitas ekonomi dengan penggunaan barang bekas, seperti di Babakan, Sayang-sayang, dan Cakranegara, tetap menjadi perhatian karena rentan menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
Selain itu, kawasan pemukiman padat dan kompleks perumahan juga berpotensi tinggi terhadap penyebaran DBD. Salah satu yang mendapat atensi khusus adalah Kelurahan Pejeruk, yang sempat mencatat lonjakan kasus di tahun sebelumnya.
Fogging Terbatas dan Imbauan 3M Plus
Dinas kesehatan tetap melakukan fogging fokus sesuai hasil surveilans, bukan berdasarkan permintaan semata. Langkah ini bersamaan dengan kegiatan pemeriksaan jentik berkala di lingkungan warga melalui kader kesehatan dan Puskesmas setempat.
“Fogging tetap kita lakukan, tetapi berbasis data kasus positif. Yang terpenting adalah pencegahan dari rumah masing-masing,” tegas Emirald.
Ia mengimbau, masyarakat untuk tetap menerapkan gerakan 3M Plus — menguras, menutup, dan mengubur tempat penampungan air, serta menjaga pola hidup bersih dan sehat.
“Penurunan kasus ini harus kita pertahankan bersama. Kalau masyarakat disiplin menjaga lingkungan, DBD bisa terus ditekan,” tutupnya. (*)