Mutasi Pejabat Pemkab Lombok Timur Segera Dilakukan

Lombok Timur (NTBSatu) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur segera melaksanakan mutasi pejabat. Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin memastikan, proses mutasi sudah berjalan dan sedang menunggu persetujuan Badan Kepegawaian Negara (BKN).
“Mutasi sedang OTW (sedang berjalan), artinya sudah dikerjakan. Mungkin sekarang sudah mulai di-upload ke kementerian, sebab kita tidak bisa menyusun mutasi secara semena-mena. Jadi harus atas persetujuan BKN, sesuai aturan,” tegas Iron, sapaan Bupati Lombok Timur, Selasa, 23 September 2025.
Meski demikian, Iron belum merinci jumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang akan terdampak mutasi tersebut.
Namun, isu mutasi sebelumnya sudah mencuat saat menggelar rapat koordinasi (rakor) bersama seluruh kepala OPD di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Lenek, Senin, 22 September 2025.
Turut hadir saat rakor Wakil Bupati Lombok Timur, H. Moh. Edwin Hadiwijaya; Sekda, H. Muhammad Juaini Taofik; para kepala bagian hingga direktur BUMD membahas capaian program kerja, hambatan, serta target pembangunan.
Sekda memandu jalannya rapat dua sesi dengan memberi ruang kepada pimpinan OPD untuk menyampaikan laporan secara terbuka.
Dalam forum itu, Bupati Iron menekankan isu krusial seperti percepatan penurunan kemiskinan ekstrem yang akan mulai dari desa. Ia bahkan berencana mengadakan pertemuan khusus dengan para kepala desa agar strategi tersebut berjalan efektif.
Selain itu, sektor pertanian melalui pengembangan industri porang ikut menjadi perhatian. Menurutnya, komoditas tersebut dapat menjadi jalan peningkatan kesejahteraan warga Lombok Timur.
Aspek kesehatan masyarakat miskin juga mendapat sorotan. Bupati Iron menginstruksikan, seluruh direktur rumah sakit daerah untuk memberi perhatian penuh kepada pasien miskin yang telah terdata berdasarkan nama dan alamat.
Meski banyak tantangan, Bupati Iron mengapresiasi kinerja OPD yang lebih baik daripada daerah lain. Ia menilai, capaian hingga triwulan ketiga 2025 sudah patut diapresiasi meski masih perlu ditingkatkan. (*)