BERITA NASIONAL

Sederet Pernyataan Pedas Keponakan Prabowo Rahayu Saraswati: Gegerkan Publik hingga Tanggalkan Kursi DPR

Mataram (NTBSatu) – Pertanyaan mengenai pengunduran diri Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dari kursi DPR RI akhirnya terungkap.

Keputusan mendadak tersebut berawal dari potongan pernyataannya dalam sebuah siniar yang kembali viral dan memicu badai kritik publik.

Sara, panggilan akrab keponakan Presiden Prabowo Subianto, resmi mengumumkan pengunduran diri pada Rabu, 10 September 2025, melalui akun Instagram pribadinya @rahayusaraswati.

Langkah tersebut muncul setelah potongan video podcast berjudul “Rahayu Saraswati Kupas Isu Perempuan hingga Kolaborasi Ekonomi Kreatif” yang tayang 28 Februari 2025, kembali ramai jadi perbincang.

Dalam podcast itu, Sara mencoba memberi motivasi kepada generasi muda agar berani berwirausaha dan tidak hanya menunggu lowongan kerja.

IKLAN

Namun, lontaran pernyataan itu justru menimbulkan kesalahpahaman dan terkesan merendahkan perjuangan para pencari kerja.

Salah satu pernyataannya yang menimbulkan kontroversi besar adalah, “Kalau punya kreativitas, jadilah pengusaha. Jadilah entrepreneur daripada ngomel nggak ada kerjaan,” ucap Sara, Mengutip Youtube Antara TV Indonesia, Rabu, 11 September 2025.

Kalimat ‘daripada ngomel nggak ada kerjaan’ langsung menyulut reaksi keras dari publik. Banyak pihak menilai Sara gagal memahami kenyataan bahwa tidak semua orang memiliki modal, akses, maupun privilese untuk langsung membuka usaha.

Meski niat awalnya mendorong anak muda agar lebih kreatif, pesan Sara justeru berbalik arah.

Ia sebenarnya menekankan pentingnya menciptakan lapangan kerja sendiri, misalnya dengan memanfaatkan keterampilan memasak untuk bisnis kuliner atau kemampuan menjahit untuk usaha fesyen.

IKLAN

Dianggap Kurang Sensitif Pekerja

Pernyataan berikutnya adalah, “Bikin kerja buat teman-teman lo, kalau misalkan lo bisa masak, bikinlah bisnis kuliner. Bisa jahit, bikinlah bisnis fashion. Bisa ngedit video, jadilah editor. Bahasa Inggris lo bagus, jadilah copywriter,” tambahnya.

Sara juga menegaskan bahwa pemuda tidak boleh sepenuhnya bergantung pada pemerintah.

Selanjutnya, ucapan Sara yang menyebut masyarakat masih berada dalam kondisi layaknya era kolonial justru memicu kritik tajam dari warganet.

“Jangan hanya bersandar, karena kalau masih bersandar kepada sektor-sektor padat karya dan bersandar kepada pemerintah untuk provide the jobs, kita masih di zaman kolonial berarti,” ungkapnya.

Meski begitu, ia tetap optimistis terhadap kepemimpinan Prabowo yang fokus pada pengembangan agroindustri, hilirisasi, dan ketahanan pangan. Ia bahkan mendorong pemuda yang memiliki lahan untuk memulai bisnis pangan.

Namun, publik lebih fokus pada pilihan kata yang tidak sensitif. Niat baik Sara tenggelam oleh kalimat yang menyinggung perasaan banyak orang.

Menyadari situasi yang semakin panas, ia memilih mengambil langkah dengan mundur dari DPR. Sebuah keputusan yang jarang dilakukan politisi di tanah air. (*)

Berita Terkait

Back to top button