Mataram (NTBSatu) – Ayman Odeh, anggota parlemen Israel dari partai Arab-Yahudi Hadash, memicu perhatian publik setelah aparat keamanan menyeretnya keluar dari podium parlemen pada Rabu, 21 Mei 2025.
Tindakan tersebut terjadi karena Odeh secara terbuka mengecam perang Israel di Gaza dan menyoroti meningkatnya jumlah korban sipil, termasuk anak-anak.
Dalam pidatonya, Odeh menyebut kondisi Palestina saat ini sebagai “Nakba kedua”. Ia mengaitkan hal tersebut dengan tragedi Nakba 1948, ketika sekitar 750.000 warga Palestina terusir dari tanah kelahirannya setelah pembentukan negara Israel pada 14 Mei 1948.
Odeh menyampaikan, pengusiran tersebut membuat warga Palestina kehilangan 78 persen wilayah historis mereka. Sementara 22 persen sisanya terbagi ke wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza yang kini berada di bawah pendudukan.
“Saya tidak melanggar aturan, saya hanya menyampaikan kebenaran,” tegas Odeh dalam unggahannya di X, dikutip Sabtu, 24 Mei 2025.
Video penyeretan Odeh yang viral memicu gelombang dukungan dari publik, termasuk netizen Indonesia. Banyak warganet menyuarakan apresiasi atas keberanian Odeh mengkritik kebijakan pemerintah Israel.
Komentar seperti “Dia masih waras” dan “Masih ada yang berani speak up di Israel” membanjiri unggahan terkait peristiwa ini.
“Ayman Odeh warga negara Israel namun dia beretnis Palestine. Dia sangat vokal memperjuangkan hak-hak warga Palestina, termasuk mereka yang tinggal di Tepi Barat, Gaza,” kata @aves.magnolia.
Beberapa netizen juga menyoroti keberanian Odeh sebagai warga Israel berdarah Palestina yang vokal membela kebenaran.
Odeh, yang dikenal sebagai suara oposisi kuat di parlemen, terus menyerukan keadilan bagi rakyat Palestina meskipun menghadapi tekanan dan pembungkaman dari internal parlemen Israel.