Bima (NTBSatu) – Saat langit Bima masih bertabur bintang yang enggan menyerah pada fajar, di pelataran STKIP Taman Siswa (Tamsis) Bima, derap kaki-kaki kecil memenuhi masjid kampus.
Tak ada suara gaduh, hanya bisik angin dan denting takbir yang menggema lembut dari pengeras suara. Subuh itu, Sabtu, 10 Mei 2025 di masjid Albaroqah Sudirman dalam lingkungan kampus sederhana di jantung Bima ini kembali mengukir jejak spiritual lewat kegiatan subuh berjamaah, untuk yang keenam kalinya.
Bukan sekadar ritual pagi, subuh berjamaah ini adalah jantung yang memompa ruh keislaman ke dalam setiap nadi civitas akademika. Di sinilah wajah-wajah lelah para dosen, pegawai, dan mahasiswa bertaut dalam satu ikatan suci: meneguhkan iman, memperkuat takwa, dan memperbarui janji untuk belajar dan bekerja dengan hati yang lapang.
Di hadapan jamaah yang teduh, Ketua STKIP Tamsis Bima, Dr. H. Ibnu Khaldun Sudirman, M.Si., menyampaikan harapannya dengan suara penuh getar: “Barangsiapa yang dekat dengan Allah, maka Allah akan membuka wawasan kita, membawa kita pada kemajuan.”
Dalam pandangannya, pembangunan fisik kampus bukan sekadar proyek beton dan besi, melainkan simbol dari iman yang diterjemahkan ke dalam kerja nyata.
“Tahun ini, STKIP Tamsis berikhtiar membangun enam ruang kelas baru, mempercantik wajah kampus, menyiapkan pembukaan program pascasarjana, hingga mendorong para dosen untuk mengasah pena dan pemikiran mereka agar tetap bersinar di panggung akademik nasional,” ujarnya.
Tak ketinggalan, Ustaz Abdul Anas, S.H.I., M.H., hadir membawa untaian hikmah. Dalam ceramahnya yang hangat, ia mengingatkan tentang nikmat sehat dan waktu yang sering terlupakan.
“Waktu subuh adalah saat kita merancang langkah, dhuha untuk menapakinya, dan ashar untuk mengevaluasi perjalanan,” tutur Ustaz Abdul Anas.
Dalam penyampaiannya, Ustaz Abdul Anas menekankan bahwa ilmu tanpa iman hanyalah kesombongan yang rapuh. Tetapi, ilmu yang berpadu dengan iman adalah cahaya yang mengangkat derajat.
“Siapkan waktu khusus bersama Allah, sebab di sanalah akar kekuatan setiap insan,” kata Ustaz Abdul Anaa menutup pesannya dengan seruan lembut namun tegas.
Napas Panjang Visi Besar STKIP Tamsis Bima
Di sisi lain, koordinator kegiatan, A. Gafar Hidayat, M.Pd., berdiri tegap menyampaikan pesan penuh keyakinan. Baginya, subuh berjamaah ini adalah napas panjang dari visi besar STKIP Taman Siswa Bima sebagai kampus beradab.
Bukan hanya sekadar mengejar prestasi akademik, tetapi membentuk karakter yang luhur, membangun peradaban kecil di dalam kampus, di mana ilmu, iman, dan akhlak berpadu indah.
“Komitmen ini tidak boleh surut,” katanya tegas, matanya berbinar menyapu jamaah yang duduk bersila dengan khidmat.
Kegiatan ini bukan hanya rutinitas spiritual. Ia adalah janji yang berulang, untuk terus bertumbuh dalam kebaikan. Dari Ramadan ke Syawal, dari kajian ke kajian, STKIP Tamsis menanamkan benih-benih Islam dalam hati mahasiswanya, merawatnya dengan cinta. Hingga kelak tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga mulia dalam perangai.
Di balik rencana besar membangun enam ruang baru, merancang auditorium megah, dan menambah prodi unggulan. Kampus ini memelihara satu misi yang jauh lebih besar. Yaitu, mencetak generasi yang tidak sekadar pintar, tetapi juga berkepala tunduk pada Tuhan. Kampus yang memahami, bahwa kemajuan sejati adalah saat ilmu membawa manusia semakin dekat kepada Penciptanya.
Di ujung kegiatan, kala cahaya matahari mulai mengintip malu-malu di balik pepohonan kampus. Jamaah pulang membawa lebih dari sekadar bekal sarapan spiritual.
Mereka pulang membawa bara semangat baru: untuk belajar, mengajar, bekerja, dan beribadah dengan kesadaran penuh. Bahwa setiap langkah kecil mereka adalah bagian dari mimpi besar kampus tercinta — sebuah kampus beradab yang membangun peradaban dengan iman, ilmu, dan amal. Di STKIP Taman Siswa Bima, setiap subuh bukan sekadar pagi. Ia adalah awal sebuah janji, awal sebuah perjuangan. (*)