Mataram (NTBSatu) – Media sosial tengah digemparkan oleh pengakuan mengerikan dari Vivi, Mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) di bawah naungan Taman Safari Indonesia (TSI).
Dalam wawancara yang kini viral, Vivi mengungkapkan, telah menjadi korban penyiksaan fisik brutal oleh bos TSI yang berinisial FM.
Vivi mengaku mengalami kekerasan selama bertahun-tahun saat bekerja di sirkus. Ia mengatakan, bosnya memaksanya latihan di luar jam wajar, dipukuli, hingga mengalami penyiksaan keji yang melibatkan penyetruman di area kemaluan.
Alami Penyiksaan Sejak Kecil
Vivi mengungkapkan bahwa sejak kecil, ia tinggal dan bekerja di bawah kendali Frans. Ia bahkan tidak mengetahui identitas asli dan keberadaan orang tuanya. Selama itu, Vivi tinggal di rumah keluarga Frans yang juga pendiri Taman Safari Indonesia.
βSaya sering dipaksa latihan saat orang lain tidur. Jika menolak, saya dipukuli. Akhirnya saya nekat kabur tengah malam melewati hutan,β ungkap Vivi dalam pengakuannya.
Vivi berhasil melarikan diri hingga wilayah Cisarua, Bogor. Seorang pekerja restoran Taman Safari menolongnya dan memberinya tempat tinggal sementara.
Namun, tiga hari kemudian, petugas keamanan Taman Safari menemukan Vivi dan membujuknya untuk kembali dengan janji tak akan menyakitinya lagi.
βSaya menolak, tapi dia bilang jamin aman. Karena bingung mau ke mana, saya akhirnya ikut,β tambah Vivi.
Penyiksaan Justru Makin Parah
Setelah kembali, Vivi mengaku penyiksaan justru semakin parah. Frans menjemputnya di pos keamanan dan langsung memukulnya dalam perjalanan pulang.
βDi mobil saya dipukul. Saya sudah gemeteran. Sampai rumah, saya diseret, rambut saya dijambak, dan dipaksa diam. Kalau bersuara, siksaan makin menjadi,β bebernya.
Mengutip Viva, ia juga menyebut tak ada saksi mata saat kejadian berlangsung karena penyiksaan di ruangan tertutup.
Pengakuan Vivi memicu kemarahan publik dan desakan agar aparat penegak hukum segera melakukan investigasi menyeluruh.
Kasus ini menjadi sorotan luas dan menyoroti pentingnya pengawasan terhadap praktik kekerasan dalam dunia hiburan dan pertunjukan.
Sementara, Komisaris Taman Safari Indonesia, Tony Sumampouw, membantah keras adanya eksploitasi terhadap mantan pemain sirkus.
“Sama sekali tidak benar,” kata Tony, yang NTBSatu kutip dari Detik.com, Kamis, 17 April 2025.
Ia mengungkapkan, pada 1997 pernah ada yang melapor, tapi sudah selesai. Tony tidak merinci perihal laporan pada tahun tersebut. Namun dia mengaku heran kenapa kasus itu kembali muncul sekarang. (*)