Mataram (NTBSatu) – Agus alias IWAS, terduga pelaku pelecehan seksual yang saat ini menjadi sorotan, diketahui merupakan mahasiswa aktif di STAH Gde Pudja Mataram. Kehadirannya di kampus ini menuai beragam tanggapan dari sesama mahasiswa.
Salah satu mahasiswi, berinisial I, mengaku kerap melihat Agus di kampus. Namun, ia tidak pernah menemukan sesuatu yang mencurigakan dari perilaku pria penyandang disabilitas ini.
“Sering lihat, tapi tidak ada yang aneh. Biasa saja, seperti yang lain,” ujar I saat kepada NTBSatu, Rabu, 18 Desember 2024.
Pernyataan serupa datang dari seorang mahasiswi lain yang memilih anonim. Ia menjelaskan bahwa Agus pernah mengajaknya berbicara, tetapi percakapan tersebut selalu terkesan biasa tanpa indikasi perilaku yang mencurigakan.
“Pernah diajak ngobrol, tapi tidak pernah mengarah ke hal aneh,” tuturnya.
Namun, tidak semua mahasiswa memiliki pengalaman serupa. Seorang mahasiswi lain, berinisial A, menceritakan kisah berbeda.
Ia mengaku sering menjadi target perhatian Agus. Terutama saat masih menjadi mahasiswa baru.
“Sering di-modusin dulu, apalagi pas masih maba,” ungkap A.
A bahkan pernah mendapatkan permintaan aneh. Pria 22 tahun itu memintanya mengambilkan ponsel dari saku bajunya. Meski awalnya A tidak merasa curiga, namun ia menyadari pola tingkah Agus yang mencari cara untuk lebih dekat dengannya.
“Saya maklumi awalnya, tapi makin lama dia semakin nyari kesempatan untuk deketin saya,” tambah A.
Beruntung, A mengetahui reputasi Agus dari kakak tingkat (kating) di kampus. Ia mengaku situasi ini membantunya menghindar dari tindakan pria yang kini menjadi tersangka tersebut.
“Agus ini ujungnya minder, karena sering diteriaki sama kating kalau lagi coba-coba deketin saya. Sulit juga kalau dia mau melancarkan aksinya di kampus, soalnya sudah banyak yang tahu tingkahnya,” ujar A.
Berproses di Kepolisian
Di sisi lain, laporan pelecehan seksual yang melibatkan Agus terus bertambah. Berdasarkan data terbaru, jumlah korban kini mencapai 17 orang, termasuk anak di bawah umur.
Pihak kepolisian telah memeriksa sembilan dari total korban tersebut, dengan tiga di antaranya adalah anak di bawah umur. Sementara itu, Agus saat ini menjalani proses hukum dan pendampingan dari tim kuasa hukumnya.
Harapannya, proses ini bisa membawa keadilan bagi para korban. Meski di kampus Agus tampak tidak menonjol, berbagai cerita di luar kampus menyingkap sisi lain dari perilakunya.