Mataram (NTBSatu) – Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas Perdagangan terus menggulirkan program strategis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Plh Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Heri Agustiadi memaparkan beberapa program unggulannya yakni, Pasar Lelang Komoditas Agro, Penguatan Ekspor dan Misi Dagang. Kemudian, Surplus Neraca Perdagangan dan Digitalisasi Perdagangan melalui NTB Mall.
“Kami menggelar Pasar Lelang Komoditas Agro sebagai upaya mendorong transparansi harga dan memperpendek rantai perdagangan. Pada tahun 2024, dua pasar lelang telah dilaksanakan dengan total transaksi mencapai Rp229,5 juta,” ujarnya.
Adapun komoditas utama yang dilelang meliputi jagung, kopi robusta. Serta, produk lain seperti cabai merah, jeruk, dan rumput laut. Pasar lelang ini memfasilitasi pengusaha dari NTB dan luar daerah untuk menjalin kerja sama perdagangan yang saling menguntungkan.
Kemudian, pihaknya aktif mempromosikan produk lokal di pasar internasional melalui misi dagang. Salah satu pencapaian penting adalah pengenalan produk UMKM NTB di Johor Bahru, Malaysia, melalui NTB Mall. Program ini mendapat dukungan oleh rute penerbangan langsung Lombok-Malaysia, dengan harapan memperkuat hubungan perdagangan antarwilayah.
“Fokus utamanya adalah memperluas akses pasar untuk produk unggulan NTB, termasuk hasil perikanan, kopi, dan kerajinan lokal,” imbuh Heri.
Selain itu, menuju akhir 2024, NTB berhasil mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar 74,91 juta dolar AS. Hal ini didukung oleh ekspor sektor tambang, perikanan, dan hasil bumi lainnya.
Dinas Perdagangan NTB juga terus memperluas jangkauan ekspor dengan membangun kerja sama internasional dan memperkuat branding produk lokal.
“Kami meluncurkan NTB Mall, platform digital untuk memasarkan produk UMKM lokal. Inisiatif ini bertujuan menjangkau pasar yang lebih luas, termasuk konsumen internasional, dan memperkuat daya saing produk NTB di era digital. Dengan fokus pada perdagangan agro, ekspor, dan digitalisasi, NTB berupaya menjadi salah satu pusat perdagangan unggulan di Indonesia,” pungkasya. (*)