Lombok Timur (NTBSatu) – Mokhtar Dahari, salah satu legenda sepak bola terbesar Malaysia, dikenal sebagai pemain yang mengukir banyak prestasi bagi negaranya. Serta, meninggalkan jejak yang tak terlupakan di dunia sepak bola. Namun, ada satu cerita yang jarang banyak orang ketahui, yaitu Dahari menolak tawaran bergabung dengan Real Madrid, pada puncak kariernya.
Mokhtar Dahari lahir pada 13 November 1953, dan sejak usia muda ia sudah menunjukkan bakat luar biasa dalam sepak bola. Dahari memulai karier profesionalnya dengan klub lokal, Selangor FA, pada awal 1970-an.
Kecepatan, keterampilan menggiring bola, dan insting mencetak gol yang tajam membuatnya menjadi pemain yang sangat penggemar hormati di dalam dan luar negeri. Dahari mencatatkan lebih dari 170 gol untuk Selangor dan menjadi ikon sepak bola Malaysia.
Di tingkat internasional, Dahari juga dikenal sebagai bintang utama tim nasional Malaysia. Ia mewakili negara dalam berbagai turnamen, termasuk kualifikasi Piala Dunia, dan menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa bagi Malaysia.
Dengan kemampuannya yang mengesankan, Mokhtar Dahari tidak hanya menjadi idola di tanah airnya. Tetapi juga, mendapatkan perhatian dari klub-klub besar di luar negeri.
Tawaran dari Real Madrid
Berawal saat Arsenal melakukan laga persahabatan ke Malaysia, dengan membawa pemain terbaiknya pada 11 Mei 1975. Pada laga melawan Timnas Malaysia, Arsenal kalah 0-2 dalam laga yang digelar di Stadion Merdeka. Semua gol di laga itu dicetak oleh Mokhtar Dahari.
Ketajaman Mokhtar Dahari di Timnas Malaysia berhasil menahan imbang timnas Inggris B di tahun 1978. Pada laga itu, “Super Mokh”, julukan Mokhtar Dahari, berhasil mencetak 1 gol untuk timnas Malaysia yang berakhir dengan skor 1-1.
Kemudian di tahun 1982, Boca Juniors, tim asal Argentina, melakukan laga persahabatan melawan Selangor FA. Kala itu, Mokhtar Dahari ditunjuk sebagai kapten tim untuk melawan tim yang kala itu masih diperkuat oleh Diego Maradona. Meski begitu, Selangor FA harus mengakui keunggulan Boca Juniors dengan skor 2-1.
Pada puncak kejayaannya di akhir 1970-an, Mokhtar Dahari menerima sebuah tawaran yang luar biasa. Klub sepak bola legendaris, Real Madrid, yang saat itu merupakan salah satu klub terbesar di dunia, tertarik untuk merekrutnya.
Tawaran tersebut datang setelah penampilan Dahari yang gemilang di tingkat klub dan internasional. Serta, reputasinya yang berkembang sebagai salah satu penyerang terbaik di Asia.
Real Madrid, yang selalu mencari talenta terbaik dari seluruh dunia, melihat Dahari sebagai pemain yang bisa memberi dampak besar. Namun, meskipun tawaran itu sangat menggiurkan, Dahari membuat keputusan yang mengejutkan dunia sepak bola. Ia menolak bergabung dengan klub raksasa Spanyol tersebut.
Alasan Menolak
Ada beberapa alasan mengapa Dahari memilih untuk tetap bertahan di Malaysia, meskipun kesempatan untuk bermain di Eropa. Khususnya di Real Madrid, yang merupakan impian banyak pemain sepak bola.
Pertama, Dahari sangat mencintai negaranya dan klubnya, Selangor. Dia merasa memiliki tanggung jawab untuk membangun sepak bola di Malaysia dan meningkatkan prestasi tim nasional.
Selain itu, Dahari merasa terikat dengan para penggemar yang mendukungnya selama bertahun-tahun. Serta, merasa bahwa kontribusinya di tanah air masih sangat berarti.
Kedua, Pada era 1970-an dan 1980-an, sepak bola Asia belum mendapat pengakuan dan perhatian sebesar saat ini. Dahari mungkin merasa meskipun bermain di Eropa akan memberikan popularitas yang lebih besar. Namun, menurutnya sepak bola di Malaysia dan Asia Tenggara adalah tempat di mana ia ingin meninggalkan warisan dan berkontribusi.
Selanjutnya, menurut banyak pemberitaan, Dahari mungkin juga ingin memastikan, bisa meninggalkan warisan yang berkelanjutan bagi sepak bola di Malaysia. Keputusannya untuk tetap di tanah airnya dan berkarier bersama Selangor dan tim nasional memberikan inspirasi bagi banyak pemain muda untuk mengejar impian mereka dalam sepak bola.
Meskipun Mokhtar Dahari menolak tawaran bergabung dengan Real Madrid, keputusan tersebut tidak mengurangi statusnya sebagai legenda sepak bola.
Dahari terus bermain untuk Selangor dan tim nasional hingga akhir karier internasionalnya pada tahun 1985. Sepanjang perjalanan kariernya, ia memecahkan banyak rekor dan meraih banyak penghargaan. Termasuk menjadi top scorer Malaysia dalam berbagai turnamen, dan membantu timnya meraih beberapa gelar domestik.
Jadi Nama Stadion di Malaysia
Mokhtar Dahari meninggal dunia di usia 37 tahun, tepatnya 11 Juli 1991 akibat penyakit Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS). Namun, warisannya tetap hidup di hati penggemar sepak bola Malaysia.
Namanya diabadikan dalam berbagai penghargaan dan fasilitas olahraga. Termasuk menjadi nama stadion, Stadion Mokhtar Dahari di Selangor. Hal ini sebagai penghormatan atas kontribusinya yang luar biasa bagi sepak bola negara tersebut.
Keputusan Dahari untuk menolak tawaran Real Madrid adalah salah satu cerita yang membuktikan, bahwa ada lebih banyak hal dalam hidup selain uang dan ketenaran. Cinta terhadap tanah air dan hasrat untuk memajukan sepak bola Malaysia, menjadi alasannya dan itulah yang membuatnya sebagai legenda sejati. (*)