Mataram (NTBSatu) – Jawaban Lalu Muhamad Iqbal kepada Sitti Rohmi Djalilah soal The mother of All Social Problem dalam debat perdana Pilgub NTB jadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.
Saat sesi pertanyaan antar paslon, Iqbal menjawab pertanyaan Rohmi soal strategi pemberian layanan kesehatan kepada masyarakat. Bagi Iqbal, akar dari segala permasalahan sosial di NTB adalah kemiskinan.
Saat menjawab pertanyaan itu, Iqbal langsung menggunakan istilah Bahasa Inggris untuk memberikan penekanan. Para penonton debat pun langsung bersorak.
“Kalau saya berpikir begini, The Mother of All Social Problem is kemiskinan. Jadi, kemiskinan adalah ibu dari permasalahan sosial yang dihadapi. Jadi kalau mau menyelesaikan permasalahan-permasalahan sosial ini, yang harus kita selesaikan adalah kemiskinan terlebih dahulu,” ucap Iqbal, dalam debat perdana, Rabu, 23 Oktober 2024.
Alhasil, narasi ini viral di kalangan masyarakat, khusunya warganet Instagram dan TikTok. Peristiwa ini pun menjadi semacam pengingat saat Presiden Jokowi mengucapkan narasi Unicorn kala debat dengan Prabowo pada Pilpres 2019 lalu.
Dalam menanggapi hal ini, Juru Bicara Iqbal-Dinda, Ahmad Munjizun mengatakan, Iqbal ingin memberikan penekanan dengan menyebut masalah kesehatan sebagai masalah sosial. Bagi Jizun, Iqbal ingin menekankan, induk dari segala masalah sosial, termasuk masalah kesehatan adalah kemiskinan.
“Iqbal lebih memilih kata ‘Kemiskinan’ daripada Poverty. Dengan niatan agar masyarakat lebih mengerti dan menjangkau seluruh pihak. Dengan begitu, kami harap pesan yang ada, tersampaikan ke seluruh lapisan masyarakat,” ungkap Jizun kepada NTBSatu, Jumat, 25 Oktober 2024 siang.
Sehingga, apabila masalah kemiskinan dapat terselesaikan, maka seluruh masalah sosial akan tuntas. Selanjutnya, Jizun menyebutkan, penggunaan istilah berbahasa Inggris hanya untuk memberikan penekanan. Selain itu, Jizun menilai, Iqbal tidak memiliki kesalahan pengucapan.
“Terkadang, dalam membicarakan suatu hal yang besar, membutuhkan narasi pengikat yang bersifat menekan. Iqbal ingin memilih diksi yang tidak biasa untuk memberikan sebuah atensi,” tambah Jizun.
Jangan Mudah Tertipu dengan Potongan Video
Terakhir, Jizun mengimbau kepada seluruh pihak agar tidak mudah tertipu dengan narasi-narasi dan potongan-potongan video singkat yang tidak logis. Sebab, cara-cara seperti itu, kadang kala dapat merugikan pihak-pihak tertentu.
“Teman-teman, jangan tertipu dengan unggahan atau opini yang tidak pas secara logika dan akal sehat,” tandas Jizun.
Sebagai kilas balik, hal semacam ini pun pernah terjadi pada debat Pilpres 2019 lalu. Saat itu, Jokowi bertanya kepada Prabowo soal cara pengembangan infrastruktur untuk mendukung perkembangan startup Unicorn di Indonesia. Sempat terjadi kesalahan persepsi antar keduanya. Sebab, Prabowo tidak cukup memahami istilah yang Jokowi pakai.
Dalam istilah perusahaan rintisan, Unicorn adalah startup yang valuasinya lebih dari USD 1 Miliar atau sekitar Rp14 triliun. Alhasil, peristiwa ini pun membuat kedua belah pihak, waktu itu saling bereaksi. (*)