Mataram (NTBSatu) – Balapan mobil Mandiri Mandalika Festival of Speed (MFos) kembali hadir di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika. Gelaran tersebut berlangsung mulai hari ini, tanggal 11-13 Oktober 2024 untuk putaran kedua.
Pada putaran kali ini, akan menampilkan beragam balapan seru seperti Porsche Sprint Challenge Indonesia, One Make race BMW M2. Kemudian, Time-Attack untuk mobil JDM dan Eropa, balapan Radical, serta Toyota Agya.
Selain itu, Drift Show juga akan berlangsung di tikungan 16 Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika.
Direktur Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Priandhi Satria pun berharap, penoton MFoS putaran kedua ini lebih banyak daripada putara pertama. Sebab, menurutnya, sebagai identitas baru MFoS mampu menarik perhatian pembalap profesional dan komunitas produktif,
“Pada putara pertama, 6.702 penonton hadir di acara ini dan kami berharap jumlah ini akan meningkat pada putara kedua,” harapnya dalam keterangan resmi yang NTBSatu terima, Jumat, 11 Oktober 2024.
Priandi juga mengungkapkan, kelas Mandiri Livin Agya Time Attack akan memeriahkan putaran kedua ini. Sekaligus menjadi daya tarik utama.
“Karena para pembalap akan bersaing menggunakan Toyota Agya, yang sudah sering digunakan dalam program Arrive dan Drive di sirkuti. Harapannya, melalui kompetisi ini akan menambah antusiasme para penonton dan partisiapasi komunitas pada ajang MFoS,” tambahnnya.
Tak hanya itu, pengunjung juga dapat mengikuti sesi pitwalks untuk melihat mobil sport lebih dekat. Serta, 5 pengunjung terpilih dapat merasakan langsung keseruan taxi drift bersama drifter nasional di tingkungan 16.
“Ini pengalaman yang mungkin tidak akan terlupakan. Karena Sirkuit Mandalika merupakan satu-satunya lintasan di Indonesia, yang memungkinkan drifting dengan kecepatan tinggi,” kata Priandhi.
Sebagai informasi, gelaran MFoS 2024 ini dapat masyarakat saksikan secara gratis. Bahkan, bisa berinteraksi langsung dengan para pembalap serta kru. Jika beruntung, akan mendapat hadiah menarik seperti helm, oli, pakaian. (*)
Berita ini ditulis oleh Mira Riskiani, peserta Magang Jurnalistik Unram di NTBSatu.