Mataram (NTBSatu) – Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, Indonesia kembali mencatatkan deflasi secara bulanan pada September 2024.
Dalam siaran berita resmi statistik hari ini ia mengatakan, pada September 2024 terjadi deflasi sebesar 0,12 secara bulanan (month to month/MtM). Atau terjadi penurunan IHK menjadi 105,93 pada September 2024 dari sebelumnya 106,06 pada Agustus 2024.
“Komoditas cabai menyumbang deflasi terbesar. Cabai merah memberikan andil paling besar sebesar 0,09 persen. Cabai rawit dengan andil 0,08 persen serta telur ayam ras dan daging ayam ras dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,02 persen,” jelasnya, Selasa, 1 September 2024.
Sementara tomat dan daun bawang dengan andil 0,01 persen. Tak hanya tomat dan daun bawang, kentang dan wortel juga terpantau turut andil dalam deflasi September 2024 dengan 0,01 persen.
Secara tahunan, tomat memberikan andil deflasi sebesar 0,08 persen. Ada juga cabai merah dengan andil 0,04 persen. Serta telur ayam ras dan ikan segar dengan andil masing-masing sebesar 0,02 persen.
Di sisi lain, sejumlah komoditas terpantau masih berkontribusi terhadap inflasi bulanan pada September 2024. Ini terlihat dari ikan segar dan kopi bubuk yang masing-masing memberikan andil sebesar 0,02 persen terhadap inflasi bulanan pada September 2024.
Beras Sumbang Inflasi Tertinggi
Adapun, secara tahunan, beras menjadi komoditas dengan andil inflasi tertinggi, yakni sebesar 0,23 persen. Kemudian, ada kopi bubuk dengan andil inflasi 0,09 persen dan gula pasir dengan andil 0,06 persen.
Selanjutnya, ada cabai rawit dengan andil 0,05 persen dan minyak goreng dengan andil inflasi 0,04 persen. Sementara itu, bawang putih berkontribusi terhadap inflasi September 2024 sebesar 0,03 persen.
Secara tahunan Indonesia mencatatkan inflasi 1,84 persen (year on year/YoY) pada bulan lalu. Namun, angkanya lebih rendah dibandingkan dengan Agustus 2024, yaitu sebesar 2,12 persen (YoY).
Deflasi yang terjadi pada bulan ini turut dipicu oleh komponen harga bergejolak. BPS mencatat, komponen harga bergejolak mengalami deflasi sebesar 1,34 persen (MtM) dengan andil deflasi sebesar 0,21 persen.
Dan secara tahunan, komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 1,43 persen dengan andil inflasi 0,23 persen. (*)