Mataram (NTBSatu) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) NTB memprediksi adanya peringatan dini kekeringan di sejumlah wilayah NTB, pada dasarian tiga yakni tanggal 21-30 September 2024.
Sejumlah wilayah tersebut, di antaranya Dompu, Hu’u, Pajo, Woja, Madapangga, Soromandi. Kemudian Sambelia, Lombok Timur; dan beberapa wilayah di Kabupaten Sumbawa.
BMKG NTB menyampaikan peringatan dini kekeringan ini agar masyarakat dapat mewaspadai dampak yang timbul, seperti ketersediaan air bersih dan risiko kebakatan lahan hutan.
Sehingga, BMKG menekankan pentingnya penggunaan air dengan bijak dan efisien dalam menghadapi musim kemarau yang berkepanjangan.
“Dari kami BMKG sendiri mengimbau masyarakat supaya lebih bisa menggunakan air dengan lebih bijak, efektif, dan efisien. Melihat kita juga sekarang di dalam periode puncak musim kemarau,” ujar Staf Data dan Informasi BMKG NTB, Anggitya Pratiwi kepada NTBSatu, Senin, 23 September 2024.
Kekeringan ini juga berdampak terhadap sektor pertanian. Sebba, peluang hujan yang sangat minim selama puncak kemarau, membuat para petani akan kesulitan mengelola irigasi. Sehingga berdampak pada produksi pangan.
“Tentu berpengaruh, terutama periode-periode kekeringan pastinya berdampak pada pola tanam. Hal ini sangat bergantung pada peluang hujan yang akan terjadi dan biasanya sangat diperhatikan oleh para petani,” tambah Anggitya.
Dengan pola tanam yang terganggu, kekeringan yang melanda NTB juga berpotensi mengurangi jumlah hasil panen. Serta, memperburuk ketersediaan pangan dan dapat memberikan tekanan ekonomi, terutama masyarakat yang terdampak krisis air bersih.
BMKG NTB terus memberikan perkembangan situasi dnegan memberikan peringatan secara berkala. Dengan tujuan, memastikan masyarakat dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat dalam menghadapi musim kemarau ini. (*)
Berita ini ditulis oleh Mira Riskiani, peserta Magang Jurnalistik Unram di NTBSatu.