Mataram (NTBSatu) – Pilwalkot Mataram 2024 akan diwarnai dengan tampilnya anak muda. Weis Arqurnain, akan maju sebagai calon Wakil Wali Kota Mataram yang akan berduet dengan Lalu Aria Dharma.
Weis lahir di Mataram, 26 Oktober 1995. Usianya akan menginjak angka 29 tahun. Ia merupakan buah hati Muzihir, Ketua DPW PPP NTB.
Dari segi usia, Weis jauh lebih muda dibandingkan kandidat lainnya, Mohan Roliskana berusia 51 tahun dan Mujiburahman, 55 tahun. Termasuk dengan pasangannya Lalu Aria Dharma usia 54 tahun.
Berada dalam rentang usia yang tergolong belia dalam merintis karier politik, ia menyebut keberadaan generasi muda kerap mendapat pandangan sebelah mata.
“Saya sebagai anak muda paham akan posisi Gen Z yang seringkali merasa terabaikan,” ujar Weis kepada NTBSatu.
Seharusnya, kata Weis, anak muda yang memiliki kemampuan dan keterampilan patutnya mendapatkan dukungan dan wadah. Khususnya untuk mengembangkan Kota Mataram sebagai wajah dari Provinsi NTB.
Ia menilai, ada beberapa skill generasi muda Kota Mataram yang belum tertampung. Paling banyak di sektor kreatif, seperti desain, film, musik, dan event organizer
“Banyak skill – skill generasi muda yang saya kira belum tertampung,” tegasnya.
Salah satu mendetksi kemampuan anak muda, sambung Weis, dengan membuka dialog atau diskusi dengan kelompok tersebut. Dengan begitu, secara spesifik akan terlihat apa yang sebenarnya mereka butuhkan. Otomatis, penyusunan program pemberdayaan anak muda ke depannya bisa maksimal.
Soroti coffe shop
Bakal calon Wakil Wali Kota ini juga menyoroti menjamurnya coffee shop di Kota Mataram. Menurutnya, tempat tersebut tak hanya sekedar sarana berkumpul.
“Coffee shop sering jadi tempat pertemuan yang efisien. Bisnis atau pertemuan sosial sering kali terjadi di sini. Ketemu klien, meeting, kumpul bareng temen. Saya melihat kopi ini sekarang menjadi bagian dari identitas anak muda,” ucap jebolan Universitas Al-Azhar, Mesir itu.
Melalui budaya tersebut, lanjut Weis, munculah ekosistem baru yang turut berdampak pada perekonomian masyarakat. Karena selain memberi lapangan pekerjaan, pelaku usahanya pun akan mendapatkan pembinaan agar bisa mengekspor kopi ke luar daerah.
Ia menilai Pilkada 2024 menjadi ajang menunjukkan peran anak muda yang semakin berpengaruh, menggugah antusiasme, dan menyuarakan isu-isu politik.
Partisipasi mereka dapat memengaruhi arah kebijakan dan isu-isu yang diangkat dalam masyarakat.
Pandangannya, banyak dari kalangan Gen Z dan milenial menganggap bahwa pesta demokrasi hanya bertujuan untuk kepentingan beberapa golongan. Dan sebagian dari mereka tidak memilih atau golput.
Namun sebagai warga negara, ia mengimbau gen Z dan milenial yang sudah cukup umur memiliki kewajiban untuk menyukseskan Pilkada 2024 dengan menggunakan hak pilihnya.
“Mungkin sebagian dari gen Z dan milenial melihat golput sebagai cara untuk mengekspresikan ketidakpuasannya terhadap kondisi politik saat ini. Tapi lebih efektif dan memberi dampak jika kita semua mencoblos kandidat yang bisa membawa perubahan lebih baik kedepannya,” tutup Weis. (*)