HEADLINE NEWSKesehatan

Diduga Korban Malapraktik Klinik Yarsi Mataram, Kelamin Anak Lima Tahun Bernanah

Mataram (NTBSatu) –  Dugaan malapraktik terjadi di Klinik Yarsi Mataram saat sunatan massal pada 10 Agustus 2024 lalu. Akibatnya, anak inisial DA (5) mengalami luka dan bernanah di bagian kelaminnya.

Ayah DA, Muh. Alifuddin mengatakan, dugaan luka di bagian vital milik anaknya mengalami luka karena ulah oknum perawat yang saat menjalani praktik. Ada daging kelamin DA yang ikut terpotong.

“Sejak awal saya sudah ragu dan bertanya, kenapa dalam sekali potongnya dan terkena gunting di bagian dagingya, ini berakibat anak saya kesakitan dan benanah hingga di hari ke 14 ini,” katanya kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Menurut Alifuddin, sunatan massal yang Stikes Yarsi Mataram adakan bukan dilakukan petugas atau perawat yang profesional. Hal itu setelah Alifuddin melihat dari cara penanganannya.

Buntut salah potong itu, sang anak terpaksa menjalani operasi.

IKLAN

“Perawatnya yang tidak profesional, asal-asalan. Bayangkan terjadi salah potong yang mengakibatkan anak saya harus di operasi,” tegasnya.

Saat ini, pihak keluarga masih menunggu hasil operasi di rumah sakit. Alifuddin berharap, kesalahan malapraktik di Yarsi jangan terulang kembali. Ia pun meminta pihak penyelenggara kegaitan sunat massal bertanggungjawab.

“Saya menunggu hasil operasi hari ini. Ini kesalahan proses saat sunat sampai dagingnya ke potong, Stikes Yarsi harus bertanggungjawab, dan saya bisa tuntut ini,” tegasnya.

Sementara perwakilan Klinik Yarsi NTB menepis adanya aktivitas malapraktik pada kegiatan sunat massal.

“Mohon maaf, tidak ada dugaan malapraktik di klinik kami,” kata bagian admin Klinik Yarsi NTB kepada NTBSatu melalui pesan WhatsApp, Minggu, 25 Agustus 2024.

Menyinggung cerita Alifuddin, lagi-lagi pihak Yarsi NTB mengaku tidak ada pemotongan daging terhadap korban DA. “Mohon maaf, tidak ada keterangan seperti itu,” kelitnya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button