ADVERTORIALDaerah NTB

Penerapan 3P pada Olahan Gula Aren, Dorong Pengembangan Ekonomi Desa Giri Madia

Mataram (NTBSatu) – Tim Kuliah Kerja Nyata Universitas Mataram (UNRAM) telah melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa di Desa Giri Madia, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat.

Tim KKN memberikan sosialisasi terkait penerapan 3P (pengolahan, pengemasan, dan pemasaran) pada olahan gula aren yang menjadi salah satu produk unggulan desa tersebut.

Kegiatan pun telah terlaksana pada Senin, 22 Juli 2024, dengan menghadirkan para pelaku UMKM di masyarakat desa setempat.

Ketua Tim KKN Desa Giri Madia, Rifgi Febrian mengatakan bahwa kelompoknya mencoba mengoptimalkan potensi lokal yang ada melalui sosialisasi praktis terkait teknik pengolahan aren menjadi berbagai produk bernilai tambah.

“Kami memperkenalkan cara-cara inovatif mengolah aren menjadi produk yang lebih variatif, seperti gula semut dan permen gula aren,” jelas mahasiswa prodi Ilmu Hukum itu.

Produk Gula Semut dan Permen Gula Aren Tim KKN Desa Giri Madia. Foto: Istimewa

Adapun produk dibandrol dengan harga yang terjangkau. Untuk gula semut seharga Rp20.000 per 100 gram dan permen gula aren Rp10.000 per kemasannya.

Selain itu, masyarakat juga menerima materi tentang teknik pengemasan yang menarik dan higienis agar lebih mudah menjualnya pada retail/pasar modern.

“Dengan desain kemasan yang menarik dan label yang informatif, ternyata bisa meningkatkan daya tarik dan kepercayaan konsumen terhadap produk lokal,” ungkap Rifgi.

Tak hanya fokus pada pengolahan dan pengemasan, timnya juga memberikan edukasi mengenai strategi pemasaran yang efektif.

Di antaranya penggunaan media sosial sebagai platform pemasaran, pentingnya branding, serta teknik pemasaran digital.

“Harapannya, agar produk olahan gula aren Desa Giri Madia bisa membidik pangsa pasar yang lebih luas tidak hanya di NTB, melainkan ekspor,” tukasnya.Kepala Desa Giri Madia, Samiudin, turut mengapresiasi sosialisasi ini.

Ia berharap agar masyarakat desanya dapat mengimplementasikan ilmu yang diberikan oleh para mahasiswa itu. Potensi desa dapat optimal dan perekonomian lebih terdongkrak.

“Semoga masyarakat lebih mandiri dan mampu mengembangkan komoditas ini agar berdaya saing tinggi,” tandas Samiudin. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button