Kota Bima (NTBSatu) – Seorang anggota DPRD Bima, Rafidin buka suara soal video viral cekcoknya dengan anggota kepolisian, pada Sabtu, 19 Juli 2024 kemarin.
Anggota DPRD Kabupaten Bima Fraksi PAN itu membantah jika dirinya menolak penilangan oleh petugas kepolisian. Ia hanya meminta kepada petugas kepolisian untuk tidak menahan mobilnya dengan alasan sedang buru-buru ada kegiatan penting lainnya. Jaminannya, ia menggantikan STNK-nya sebagai jaminan.
“Tidak ada saya menolak. Hanya saya meminta petugas menahan STNK saya saja,” ujarnya, Senin 22 Juli 2024.
Namun, kata Rafidin, petugas tidak menerimanya, justru terus bicara tentang surat kendaraannya yang mati pajak dan menunjukkan ke oknum yang memvideokan kejadian itu seolah menyebut mobilnya bodong.
Untuk membuktikan mobilnya tidak bodong, ia menitipkan kendaraannya di Mapolres Bima. Sembari mengurus surat kendaraannya yang pajaknya mati.
“Saya juga sudah membuat SIM baru, SIM lama saya ternyata sudah mati dan tidak bisa saya perpanjang dan harus buat baru,” tambahnya.
Atas dasar itu, Rafidin mengaku menyesalkan sikap anggota polisi tersebut. Ia menganggap terlalu berlebihan. Ia juga meminta agar sebaiknya Kapolres Bima Kota menarik yang bersangkutan dari anggota Lantas.
“Tidak cocok jadi anggota Lantas. Baru berhadapan dengan satu orang saja sudah seperti itu sikapnya, bagaimana dengan masyarakat banyak,” tegasnya.
Sebelumnya beredar video anggota DPRD dari Fraksi PAN itu terlibat cek-cok dengan polisi, dengan dugaan tak terima petugas kepolisian menilang mobil miliknya.
Padahal, keterangan polisi dalam video tersebut, Rafidin kedapatan tidak membawa Surat Izin Mengemudi (SIM) serta pajak kendaraannya mati.
“Fortuner dengan nomor polisi B 1744 CLR milik Anggota DPRD Kabupaten Bima STNK mati. Pajak mati dari 2024,” kata polisi sembari menunjukkan STNK mobil itu.
Atas aksi anggota polisi itu, Rafidin tampak keberatan. Ia mencoba mengambil surat-surat kendaraanya di tangan polisi. Ia juga meminta agar polisi tersebut tidak membacakan secara terang-terangan terkait nomor plat hingga pajak mobilnya yang menunggak itu.
“Tak perlu kamu baca-baca begitu. Siapa yang mengancam, cuma ndak perlu dibaca-baca begitu,” kata Rafidin dalam video itu.