Mataram (NTBSatu) – Pengusutan kematian santriwati Ponpes Al Aziziyah Gunungsari, Lombok Barat, Nurul Izati terus berjalan di Polresta Mataram. Terbaru, kepolisian memeriksa 10 saksi dari Ponpes pada Senin, 8 Juli 2024.
Kasat Reskrim Polresta Mataram, Kompol I Made Yogi Purusua Utama menguraikan, 10 saksi yang pihaknya periksa tersebut terdiri dari tenaga pengajar dan santriwati.
“Lima santriwati dan lima guru. Sebenarnya ada 11 yang kami undang,” katanya kepada wartawan di Mapolresta Mataram, Senin, 8 Juli 2024 malam.
Pemeriksaan 10 saksi pihak ponpes bagian dari rangkaian penyidikan yang Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Mataram lakukan.
“Iya, benar sekali. Ini bagian untuk menelusuri penyebab kematian adik santriwati kita (Nurul Izati),” jelasnya.
Pantauan NTBSatu di lokasi, pihak Ponpes Al Aziziyah memasuki ruangan Unit PPA Polresta Mataram sekitar pukul 10.00 Wita. Mereka menjalani pemeriksaan hingga pukul 12.00 atau saat salat zuhur.
Setelah istirahat, pemeriksaan berlanjut hingga istirahat salat asar. Kemudian bersambung hingga petang hari. Saat magrib, satu per satu saksi keluar meninggalkan Gedung Unit PPA yang bertempat di Jalan Langko, Kota Mataram.
Sebelumnya, kepolisian sudah turun ke Ponpes Al Aziziyah di Gunungsari, Lombok Barat pada Jumat, 5 Juli 2024. Mereka melakukan pengecekan ruangan terkait meninggalnya santriwati Nurul Izati. Sejumlah ruangan polisi geledah. Termasuk ruang kelas dan asrama tempat almarhumah Nurul tinggal selama mengenyam pendidikan di pondok pesantren tersebut.
Ada LPA Kota Mataram
Ketua Lembaga Perlindungan Anak atau LPA Kota Mataram, Joko Jumadi turut menghadiri pemeriksaan 10 saksi pihak Ponpes Al Aziziyah di Polresta Mataram.
Dia mengatakan, pihaknya memberikan pendampingan terhadap anak-anak santriwati Ponpes Al Aziziyah selama proses hukum berjalan di kepolisian. Bantuan tersebut setelah pihak pondok pesantren berkomunikasi dan mengajukan pendampingan ke LPA Mataram pada Minggu, 7 Juli 2024 malam.
“LPA dan koalisi dengan ponpes. Yang intinya, Ponpes Al Aziziyah mengharapakan bantuan LPA untuk mendampingi anak-anak,” katanya.
Joko menyebut, hingga saat ini setidaknya tujuh santriwati telah menjalani pemeriksaan di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak atau PPA Polresta Mataram. Sebagian besar di antara mereka adalah teman sekamar almarhumah Nurul Izati.
“Hari ini lima (santriwati), kemarin ada dua. Yang diperiksa adalah temen sekamar, wali hijroh, atau kakak tingkat,” ungkapnya.Polisi kemungkinan akan memanggil dan memeriksa santriwati lain.
Karena itu, selain mendampingi, LPA Mataram juga rencananya menyiapkan tenaga psikologi bagi anak-anak.
Sebelum santriwati lain menjalani pemeriksaan, LPA Kota Mataram akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Mereka meminta anak-anak mendapatkan bantuan psikologi sebelum memberi keterangan di hadapan penyidik.