BERITA LOKALDaerah NTB

Petani di Lombok Timur Terpaksa Airi Tembakau Pakai Es Batu

Lombok Timur (NTBSatu) – Memasuki musim kemarau tahun ini, petani di wilayah selatan Kabupaten Lombok Timur mau tidak mau harus memutar otak.

Kemarau tersebut menyebabkan kekeringan di wilayah tersebut. Pasokan air untuk pertanian dan rumah tangga pun sulit didapatkan.

Misalnya di di Desa Pemongkong, Kecamatan Jerowaru, petani terpaksa menggunakan es batu mengairi sawah saat melakukan penanaman tembakau.

Setelah itu, petani juga harus membeli air dengan volume besar agar tembaku tak layu akibat kekurangan air.

“Kita beli es batu untuk penanaman awal saja. Kalau setelah itu kita beli air biasa,” kata seorang petani setempat, Buniamin, Selasa, 2 Juli 2024.

Ungkap Buniamin, petani setempat meyakini penggunaan es batu lebih efektif untuk mengairi tanah di wilayah tersebut.

“Di wilayah kita tanahnya banyak yang seperti tanah liat. Kalau pakai air langsung, akan tergenang. Jadinya pakai es batu agar resapannya bagus,” ucapnya.

Imbasnya, petani pun harus mengeluarkan biaya lebih agar tanaman tidak gagal tumbuh akibat kemarau ekstrem.

Buniamin menjelaskan, penanaman per 10.000 bibit tembakau rata-rata menghabiskan 60 balok es batu berukuran besar.

“Harga per baloknya itu Rp15.000. Itu hanya untuk penanaman awal saja,” ucapnya.

Sementara untuk penggunaan air, petani rata-rata menghabiskan dua tanki air berukuran besar untuk menyirami 10.000 bibit tembakau per hari.

Harga per tangkinya pun bervariasi dan cukup mahal. Mulai dari Rp125.000-Rp250.000, bergantung pada jarak tempuh.

Hingga musim panen tiba, petani bisa menghabiskan 50 tanki air.

“Kalau sekarang setiap hari kami melakukan penyiraman. Penyiraman sekali saja tapi untuk 10 ribu tanaman tembakau itu membutuhkan dua tangki per hari,” ungkapnya.

Buniamin juga mengungkapkan sekitar tiga bulan terakhir hujan tidak pernah turun di wilayah tersebut. Hingga kondisi panas tersebut berdampak ke pertumbuhan tembakau.

“Rata-rata tanaman tembakau di Desa Pemongkong ini terdampak. Mungkin sekitar 10 hektare lebih yang mengalami gagal tumbuh. Tembakaunya tidak mati, tapi layu karena terlalu panas,” ucapnya.

Dinas Pertanian Petakan Wilayah Langganan Kekeringan

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Lombok Timur, Sahri mengatakan, Lombok Timur saat ini sudah memasuki musim kemarau. Sehingga besar kemungkinan terjadi kekeringan.

Akan tetapi pihaknya telah memetakan beberapa wilayah yang menjadi langganan kekeringan.

“Untuk mengatasi kekeringan ini kita berupaya untuk memanfaatkan penggunaan sumber-sumber air yang sudah ada. Tapi Pemanfaatan sumber air ini tentunya tidak dapat terpenuhi apabila kekeringan semakin meluas,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button