Mataram (NTBSatu) – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah penduduk miskin di NTB pada Maret 2024 sebesar 12,91 persen atau 709,01 ribu orang.
Kepala BPS NTB, Wahyudin mengatakan, persentase penduduk miskin di NTB secara tahunan (yoy) turun sebesar 0,94 persen terhadap Maret 2023.
“Jumlah penduduk miskin berkurang 42,22 ribu orang dari periode Maret tahun lalu,” ujarnya, Senin, 1 Juli 2024.
Wahyudin mengungkapkan, persentase penduduk miskin pada Maret 2024 merupakan penurunan terendah sepanjang periode September 2014 sampai Maret 2024.
“Dan Provinsi NTB mengalami penurunan persentase penduduk miskin tertinggi kedua di Indonesia setelah Bali,” tambahnya.
Peresentase masyarakat yang berada dalam kategori miskin di NTB mengalami fluktuasi. Meski demikian, tetap menunjukkan trend penurunan.
Adapun Pemprov NTB mamasang target penurunan angka kemiskinan di tahun 2025 mendatang yaitu kurang dari 10 persen.
“Di posisi Maret 2023, penduduk miskin di NTB berada di angka 13,85 persen. Karena itulah Pemprov bersama Pemda kabupaten/kota terus berupaya menurunkan angka kemiskinan di daerah NTB,” ujarnya.
Penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin pada Maret 2024 akibat berbagai faktor.
Antara lain, inflasi yang relatif terkendali, perekonomian NTB tumbuh positif dan berbagai macam program intervensi kemiskinan yang dilakukan pemerintah.
Namun ia juga menggarisbawahi kenaikan beberapa komoditas yang masih menjadi biang kerok fenomena sosial ini.
“Cabe rawit, tongkol, mi instan, bawang merah, hingga gula pasir, ini beberapa komoditas yang menjadi komoditas penyumbang besar terhadap garis kemiskinan (GK) di NTB pada Maret 2024,” tukasnya.
Penduduk Miskin di Kota dan Desa Alami Penurunan

Wahyudin mengatakan persentase penduduk miskin perkotaan di NTB pada Maret 2023 sebesar 13,76 persen. Angka ini turun menjadi 12,86 persen pada Maret 2024.
Kemudian persentase penduduk miskin perdesaan pada Maret 2023 sebesar 13,95 persen, turun menjadi 12,95 persen pada Maret 2024.
“Dibanding Maret 2023, jumlah penduduk miskin Maret 2024 perkotaan turun sebanyak 14,99 ribu orang dari 383,53 ribu orang pada Maret 2023 menjadi 368,54 ribu orang pada Maret 2024,” jelasnya.
Sementara itu, pada periode yang sama jumlah penduduk miskin perdesaan juga turun sebanyak 27,23 ribu orang. Dari 367,70 ribu orang pada Maret 2023 menjadi 340,47 ribu orang pada Maret 2024.
5 Hal Ini Sebabkan Penurunan Angka Kemiskinan di NTB
Wahyudin memaparkan ada 5 faktor yang menurunkan tingkat kemiskinan di NTB pada Maret 2024. Di antaranya, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), Nilai Tukar Petani (NTP), laju inflasi, pengeluaran konsumsi rumah tangga, hingga bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH).
Tingkat Kemiskinan di NTB Masih di Atas Rata-rata Nasional
Penduduk miskin di Indonesia hingga Maret 2024 sebanyak 25,22 juta orang.
Saat tingkat ini kemiskinan di Indonesia mencapai 9,03 persen, atau turun bila dibandingkan pada tahun sebelumnya sebesar 9,36 persen poin.
Secara spasial, memang sebagian besar provinsi di Indonesia angka kemiskinannya di atas angka rata-rata nasional.
Hingga Maret 2024, ada 20 persen provinsi yang masih ada di atas rata-rata angka nasional dan 18 provinsi berada di bawah rata-rata angka kemiskinan.
Distribusi kemiskinan tertinggi ada di Jawa dan Sumatera. Di Jawa, 13,42 juta orang masih hidup dalam kemiskinan, sementara di Sumatera penduduk miskinnya sebanyak 5,55 juta orang.
BPS mencatat penurunan persentase kemiskinan secara masif terjadi di Bali dan Nusa tenggara.