Mataram (NTBSatu) – Penjabat (Pj) Gubernur Lalu Gita Ariadi mengaku pemberhentiannya oleh Mendagri, merupakan jawaban atas doa-doa yang selama ini dipanjatkannya.
“Relatif momentumnya memang sudah saatnya, jadi tidak ada kekagetan apapun, justru ada rasa syukur mungkin ini jawaban atas doa-doa saya atas solusi dari suatu masalah,” terangnya saat konferensi pers Sabtu, 22 Juni 2024.
Pemberhentiannya dianggap sebagai sesuatu yang biasa terjadi, karena ia menyadari statusnya sebagai abdi negara yang siap diperintah dan diberhentikan kapan saja.
“Saya yang dapat penugasan dari negara ini adalah konsekuensinya sebagai aparatur negara, diperintah harus siap dilaksanakan, tegak lurus sebaik-baiknya,” tegasnya.
“Apa yang beredar itu hasil dari diskusi panjang, bagi saya itu hal yang biasa-biasa saja,” sambungnya.
Gita pun menepis anggapan bahwa pemberhentiannya merupakan teguran dari pusat, atau adanya sebuah kasus yang merugikan daerah.
“Saya meyakini ini bukan berkasus, ini hanyalah proses administrasi yang sesuai dengan kebutuhan nasional,” terangnya.
Lebih lanjut ia menceritakan, awal dari proses pemberhentian dirinya. Sejak bulan Mei pihak Kemendagri telah memberikan keleluasaan bagi Pj yang ingin maju di kontestasi Pilkada.
Maka, ia menangkapnya dengan segera mengirim surat pengunduran dirinya ke Kemendagri.
“Sebenarnya saya mau ajukan pengunduran diri 26 Juni ini setelah Evaluasi, tetapi ada kondisi nasional maka jadilah seperti ini,” paparnya.
Dengan tegas, ia pun telah siap apapun risiko yang diambilnya, dibuktikan dengan administrasi yang telah diurusnya untuk fokus di Pilkada NTB nanti.
“Saya sudah siap untuk proses pengajuan permohonan pengunduran diri,” tandasnya.