Kota Bima (NTBSatu) – Bank Sampah Induk (BSI) Karaso Rasa Kota Bima telah beroperasi. Selain membuat lingkungan hidup lebih lestari, keberadaan BSI ini memberikan keuntungan ekonomi secara langsung bagi masyarakat.
Direktur BSI Karaso Rasa Kota Bima, Herlistiatuti mengatakan, dengan beroperasinya BSI ini, dapat memberi nilai tambah terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat dari hasil pengelolaan sampah serta mewujudkan Kota Bima yang bersih.
“Karena sifatnya ini Bank, jadi harus ada nilai ekonomisnya. Jadi sampah-sampah ini dari nasabah Bank Sampah yang ditabung pada waktu-waktu tertentu, kemudian diganti dengan uang. Jadi sampah-sampah dari warga itu ditimbang dan digantikan dalam rupiah,” kata Herlis kepada NTBSatu, Selasa, 28 Mei 2024.
Di sisi lain, hadirnya bank sampah yang merupakan bantuan dari Kementerian LHK ini, diharapkan dapat mengurangi tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
“Jadi sampah yang di buang ke TPA benar-benar sampah residu yang tidak bisa dimanfaatkan kembali,” ujar Herlis.
Herlis menyampaikan, mengatasi permasalah sampah di Kota Bima ini, butuh keterlibatan dan kerja sama semua pihak. Baik itu pemerintah, lebih-lebih masyarakat serta stakeholder terkait.
“Kita harus perduli terhadap masalah sampah. Minimal kita melakukan pemilahan sampah sendiri yang dihasilkan dari rumah masing-masing,” ungkapnya.
Untuk diketahui, BSI Karaso Rasa ini berfungsi untuk mengolah sampah menggunakan sistem 3R (Reuse, Reduce, Recycle), dengan harapan dapat mengubah pola pikir masyarakat tentang proses pengolahan sampah.
BSI Karaso Rasa Kota Bima ini dilengkapi dengan masing-masing satu alat untuk pres dan pencacah sampah. Yang mana alat tersebut bisa memproduksi dua ton sampah plastik per hari.
“Di BSI ini, kita dibantu dengan dua alat, yaitu alat pres sampah dengan pencacah. Sementara untuk kapasitas alat pres sampah ini mampu mengolah sampah sebanyak dua ton per hari,” pungkas Herlis. (MYM)
