BERITA NASIONAL

Kementerian ESDM Tetapkan 1.215 Wilayah Pertambangan Rakyat, Termasuk di Provinsi NTB

Mataram (NTBSatu) – Pemerintah telah menetapkan sebanyak 1.215 Wilayah Pertambahan Rakyat (WPR) secara nasional. Hal itu diungkapkan oleh pelaksana Tugas Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Suswantono.

“Secara nasional, WPR yang telah ditetapkan sebanyak 1.215 WPR, dengan total luas wilayah seluas 66.593,18 hektare,” ujar Bambang dalam situs web Kementerian ESDM pada Sabtu, 31 Maret 2024.

Dari 1.215 Wilayah WPR itu, NTB mendapat 60 WPR dengan luas 1.469,84 hektare.

Kemudian, berdasarkan Surat keputusan tentang wilayah pertambangan per provinsi yang telah diteken oleh Menteri ESDM pada 21 April 2022 lalu, dan tercatat ada 19 provinsi yang memiliki WPR dengan jumlah blok dan luas yang beragam, yaitu Banten (1 WPR) dengan luas 9,71 hektare (ha), Bangka Belitung (123 WPR) 8.568,35 hektare, Yogyakarta (138 WPR) 5.600,05 hektare, dan Gorontalo (63 WPR) 5.502,42 hektare.

Lebih lanjut, juga terdapat Jambi (117 WPR) 7.030,46 hektare, Jawa Barat (73 WPR) 1.867,22 hektare, Jawa Timur (322 WPR) 6.937,78 hektare, Kalimantan Barat (199 WPR) 11.848 hektare, dan Kepulauan Riau (4 WPR) 127,04 hektare.

Berita Terkini:

Kemudian, terdapat Maluku (2 WPR) 95,21 hektare, Maluku Utara (22 WPR) 315,9 hektare, Papua (25 WPR) 2.459,16 hektare, Papua Barat (1 WPR) 3.746,21 hektare, Riau (34 WPR) 9.216,96 hektare, Sulawesi Tengah (18 WPR) 1.407,58 hektare, Sulawesi Utara (1 WPR) 30,86 hektare, Sulawesi barat (3 WPR) 24,91 hektare, dan Sulawesi Utara (9 WPR) 335,5 hektare.

Lebih lanjut, Bambang mengatakan bahwa sejak tahun 2022 hingga 2023, Ditjen Minerba juga telah menyusun pengelolaan WPR yang telah diusulkan dengan jumlah blok WPR sebanyak 270.

“Tindak lanjut yang dilakukan pada tahun 2024 ini adalah kami akan melakukan percepatan penetapan dokumen pengelolaan WPR 6 provinsi yang disusun pada tahun 2023 melalui Kepmen ESDM, enam provinsi tersebut yaitu Jambi, Bangka Belitung, Sumatera Utara, Riau, Maluku, dan Sulawesi Tengah,” katanya.

Selain WPR, ia juga mengungkapkan bahwa terkait Izin Pertambangan Rakyat (IPR), pemerintah telah menerbitkan sebanyak 82 IPR dengan total luas mencapai 62,31 hektare.

Adapun permohonan IPR tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2021, dan pada awal tahun ini perizinan IPR sudah bisa dilakukan melalui Sistem Online Single Submission (OSS).

“Berdasarkan surat edaran dari Kementerian Investasi BKPM Nomor 428/B.1/A.8/2023 tanggal 21 Desember 2023, bahwa pelaksanaan pelayanan perizinan IPR sudah tersedia di OSS dan dapat dilaksanakan mulai tanggal 1 Januari 2024,” ujarnya. (ADH)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button