Mataram (NTBSatu) – Sore selepas Ashar (20/12), ibu-ibu yang menghadiri pengajian rutin itu bergegas masuk ruangan dengan melewati spanduk bergambar Ganjar dan Mahfud sebagai Capres dan Cawapres yang terpasang di dinding halaman rumah tempat pengajian.
“Pengajian ini rutin kami lakukan, tentu saja tak ada hubungan dengan spanduk yang tertempel di tembok, tapi peserta pengajian tahu kalau saya memang pendukung Ganjar dan Mahfud,” ujar Baiq Hamidah tuan rumah yang juga merupakan anggota Majlis Taklim An-Nisa Mataram.
Dalam pengajian yang mengundang TGH M. Djuani Adnan dari Pesongoran-Pagutan, Mataram itu banyak dikupas tentang bagaimana seorang Pemimpin menunjukkan akhlak kepemimpinannya menurut Islam. Tak hanya itu, TGH Djuaini juga menyinggung pentingnya menghadiri pengajian.
“Selain sebagai silaturahmi, juga untuk menjadi pencerahan ilmu. Karena itu, mengadakan pengajian seperti ini sangat baik dan dianjurkan,” tuturnya.
Dihadiri juga oleh relawan yang berhimpun dalam GaMa Mataram, pengajian yang diikuti oleh tiga puluh lebih ibu-ibu itu, berlangsung dengan penuh khidmat tanpa kehilangan humor yang dilontarkan secara khas oleh TGH Djuani.
“Senang sekali mengikuti pengajian yang membedah tentang kepemimpinan,” ungkap Bachtiar Makmun, yang hadir menemani istrinya. Kepemimpinan memang menjadi topik yang relevan dengan situasi saat ini dimana bangsa Indonesia sedang menghadapi proses untuk memilih Pemimpinnya melalui Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden untuk Periode 2024-2029.
Menurut Bachtiar, penyampaian bagaimana rumusan seorang pemimpin melalui pengajian menjadi terasa menyejukkan karena jauh dari provokasi atau agitasi. Dengan selalu berlandaskan pada tuntunan Qur’an dan Hadist, para penceramah bisa mengajak jamaahnya untuk secara sejuk tidak terjebak saling bermusuhan.
“Bila seorang Pemimpin dalam suatu negeri dihasilkan oleh cara yang benar dan tidak mencurangi satu sama lain, maka amanlah negeri itu,” ujar Bachtiar seperti hendak merumuskan kembali apa yang disimaknya dari pengajian itu.
Kegiatan pengajian dengan mengundang ustadz atau Tuan Guru, membaca surah-surah yang ada dalam Qur’an seperti Surah Yasin secara berjamaah adalah ikhtiar kebaikan yang bisa dilakukan oleh tim relawan untuk membuat kesejukan di masyarakat di masa menuju Pilpres 2024 bisa terwujud.
Oleh alasan itu, Tim Relawan Ganjar-Mahfud Mataram ingin menjadi bagian dari kesejukan cara dalam mengkampanyekan kandidatnya.
“Bagi saya dan tim GaMa Mataram semua upaya sosialisasi yang berefek pada kesejukan dan tumbuhnya rasa persaudaraan terus kami lakukan. Kita bisa saja berbeda pandang tapi bila tujuan kita sama, yakni menghasilkan Pemimpin yang adil dan bisa mensejahterakan masyarakat, maka cara-cara sosialisasi yang baik harus diapresiasi,” ungkap Hamidah.
Tawa gembira oleh cara penceramah menyisipkan canda ditambah suasana penuh keakraban yang menjadi ciri Majlis Taklim An Nisa membuat jamaah tak merasakan lamanya pengajian. “Nanti, di Yaumil Akhir semua akan menjadi saksi atas semua perbuatan yang kita lakukan,” ujar TGH Djuaini mengingatkan jamaah.
“Makanan yang kita nikmati dalam pengajian ini kelak akan bersaksi bahwa dirinya melihat kita sedang ada di dalam majlis ilmu. Karenanya, perbanyak jajan sebagai konsumsi pengajian agar saksi kebaikan kita jumlahnya banyak,” terang TGH Djuani disambut tawa jamaah.
Mengakhiri pertemuan, jamaah pengajian kemudian berfoto bersama secara bergantian. (HAK*)