Mataram (NTBSatu) – Abhy Summer, solois asal Bima, baru-baru ini mengeluarkan lagu berbahasa Bima untuk Ganjar-Mahfud paslon capres-cawapres nomor urut tiga.
Lagu berdurasi hampir dua menit itu berjudul “Pilihan Ma Raso”, atau dalam bahasa Indonesia. “Pilihan yang Bersih”.
Lagu bernuansa reggae itu diharapkan dapat memperkenalkan visi misi Ganjar-Mahfud ke khalayak luas.
“Harapannya karya ini bisa menarik minat dan memberi dampak baik untuk Paslon No. 3. Semoga pula para pendengar teredukasi dengan pesan lagu. Visi misi dari paslon nomor 3 yang tidak bertele-tele, umbar kartu ini dan itu, cukup dengan 1 kartu KTP sakti buat solusi semua masalah rakyat kini dan 5 tahun mendatang,” jelas Abhy Summer, Rabu 31 Januari 2024.
Penyanyi yang namanya melejit lewat acara penjaringan bakat X Factor 2015 itu menambahkan, proses pembuatan lagu terbilang singkat dan tanpa kendala berarti.
“Pilihan Ma Raso” yang kini bisa dinikmati videonya pada laman youtube GGMU NTB itu menggambarkan perjalanan Ganjar Pranowo ke NTB, termasuk ke daerah Kabupaten Bima. Potongan-potongan momen kampanye yang berisi visi misi nampak serasi dengan lirik yang dinyanyikan oleh penyanyi bernama asli Muhammad Habib Salim itu.
“Memang pesan awal yang direncanakan, ya seperti lagu-lagu jingle pada umumnya, visi misi paslon lah yang kami ingin kedepankan untuk menjadi pesan ke para pendengar,” tegas Abhy Summer.
Abhy mengaku cukup puas dengan hasil lagu ciptaannya. Namun demikian, dia menambahkan, lagu itu masih bisa dimaksimalkan kualitasnya.
Di luar dari lagu ciptaan dan pilihan politiknya, rupanya Abhy Summer menyimpan harapan tersendiri untuk pasangan Ganjar-Mahfud. Dia berharap masalah birokrasi yang menurutnya bertele-tele dan hukum yang dianggapnya masih belum adil bisa diselesaikan oleh pasangan nomor urut 3 tersebut.
“Birokrasi bertele-tele untuk hal remeh-temeh Orang tidak sekolah saja tahu yang membunuh/mencuri harus dihukum. Malah Korbannya yang dihukum. Guru (yang menjadi orang tua siswa-siswi di sekolah) malah dikeroyok sama murid sendiri. Siswa-siswi yang harusnya diayomi, malah digagahi dan dilecehkan, tidak sedikit yang sampai hamil dan menderita trauma hingga bunuh diri. Come on, pak. Please, potong tangan-tangan ghoib di dunia hukum negara ini,” pungkas Abhy Summer. (HAK*)