Kota Bima (NTBSatu) – Saat ini, kawasan Teluk Bima sudah masuk dalam strategi kajian rencana induk pengembangan pariwisata. Bahkan di dalamnya termuat tagline Kota Bima adalah mercusua, yakni, Maritim, Culture, dan Historis.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bima, M. Natsir menjelaskan, Maritim ini akan menjadi salah satu komponen yang harusnya jadi primadona bagi pengembangan pariwisata di Kota Bima.
Bahkan dalam rumusan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kota (Riparkot) yang dibahas bersama Poltekpar Lombok menyatakan, di sepanjang pesisir Teluk Bima mulai dari perbatasan di Kelurahan Ni’u sampai Ama Hami sudah diputuskan menjadi satu kawasan strategis atau kawasan strategis pengembangan pariwisata pertama.
“Kemudian kawasan pengembangan pariwisata yang kedua adalah mulai dari Ule sampai Kolo. Ketiga, mulai dari Melayu,” kata Natsir, dikonfirmasi NTBSatu, Jumat, 8 Maret 2024.
Hal ini, kata Natsir, menjadi penguatan bahwa pengembangan kawasan Teluk Bima menjadi Kota Tepian Air, ke depannya akan benar-benar dipoles oleh Pemkot Bima.
Berita Terkini:
- Sesalkan Pernyataan Prof. Asikin, Maman: Audit Investigasi Dulu, Jangan Langsung Bicara Pansel
- Dibantai 6-0 di Liga 4 Nasional, Persidom Dompu Diolok-olok Netizen
- Dukung Interpelasi DAK, Demokrat–PPR Lawan Arus di DPRD NTB
- Ummat Resmi Terima SK Pendirian Fakultas Kedokteran
“Kawasan Teluk Bima nantinya akan menjadi sebuah kawasan strategis yang akan menjadi primadona bagi wahana pariwisata di Kota Bima,” ujar Natsir.
Saat ini, lanjut Natsir, destinasi di kawasan Teluk Bima yang sedang di poles selama dua tahun terkahir ini adalah Pantai Lawata dan Kolo.