DLHK NTB Berhasil Ciptakan Ekosistem Pengelolaan Sampah
Mataram (NTB Satu) – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah efektif dalam melaksanakan program sampah, bahkan menciptakan ekosistem pengelolaan sampah.
Program sampah di NTB yang sudah efektif, di antaranya mendorong terbangunnya regulasi pengelolaan sampah termasuk membatasi penggunaan plastik sekali pakai di setiap kabupaten/kota, mendorong sarana dan prasarana (sarpras) bukan hanya mengandalkan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dan merevitalisasi gotong royong dan penanganan penimbunan sampah ilegal.
“Verifikasi usaha bank sampah, bukan saja sampah non-organik, edukasi, kampanye, sosialisasi melalui medsos, publikasi kerja sama dengan media, kementerian komunitas kampus Denmark, industrialisasi seperti block solutions, dan minggu depan peresmian TPA di kebon kongoq,” kata Kepala Bidang Pengolahan Sampah dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan (DLHK) NTB, Firmansyah, Kamis 3 Agustus 2023.
Baca Juga:
- Gubernur Iqbal Pastikan Proyek IJD di Sumbawa Masuk Skema Multiyears
- Minat Umrah Tinggi, Pemprov NTB Upayakan Buka Rute Penerbangan Baru Lombok – Jeddah
- Bareskrim Turun Tangan, Kasus Tambang Ilegal di Lobar Ditegaskan Berlanjut
- Tanggapi Sanksi Etik Jelang Pemilihan Rektor Unram, Prof. Hamsu Siapkan Langkah Hukum
Selain itu, Firmansyah menambahkan, bahwa selama ini pihaknya sudah efektif membangun ekosistem pengelolaan sampah walaupun dengan modal sedikit.
“Dengan adanya ekosistem ini, muncul inovasi dari masyarakat, investasi dari swasta, banyak yang mengajukan proposal kegiatan, dan bukan semata-mata menggunakan government budget,” tuturnya.
Sementara itu, terkait NTB Zero Waste, Firmansyah mengungkapkan bahwa keberhasilannya sudah mencapai 55 persen jika dilihat dari jumlah sampah yang sudah berhasil dikelola.
“Tinggal 45 persen untuk capai target, kendalanya karena budget terkait penanganan sampah berbasis sarpras, kemudian mungkin masih kurang dorongan dari masyarakat, pengolahan sampah organik yang berbasis sumber pembangunan rumah magot juga perlu ditingkatkan,” pungkasnya. (WIL/*)



