Atasi Masalah Sampah MXGP Samota, Pemprov NTB Siapkan Langkah Ini

Mataram (NTB Satu) – Pelaksanaan Motocross Grand Prix (MXGP) di Sirkuit Samota Sumbawa yang digelar 23 pada 25 Juni 2023 memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak. Selain masalah kenyamanan dan fasilitas penonton, hal yang paling tidak kalah penting untuk diperhatikan yakni penanganan sampah selama gelaran event internasional tersebut.
Sampah dari ratusan ribu pengunjung harus mendapatkan penanganan serius. Jika tidak, masalah sampah ini akan menjadi sorotan dibandingkan event balapannya.
Untuk itu, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi NTB telah mempersiapkan cara jitu untuk mengatasi masalah sampah tersebut. Salah satunya dengan merekrut relawan sampah.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Pencemaran DLHK NTB, Firmansyah mengatakan, telah melakukan koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Sumbawa serta melibatkan Duta Lingkungan Hidup, anggota pramuka dari SMA dan SMK di sekitar Sumbawa untuk menjadi relawan pada gelaran MXGP Samota.
“Sampai saat ini, kami memastikan bahwa relawan yang akan mengurus sampah di MXGP Samota sudah siap. Dan ada sekitar 250 orang relawan serta 1000 unit karung sampah sudah kita distribusikan,” tandas Firmansyah.
Baca Juga:
- Jangan Petik Buah Sebelum Matang, Renungan Menuju NTB Tanpa Pengantin Anak
- Pemkot Mataram Fasilitasi Seragam Gratis Bagi Siswa Kurang Mampu
- NTB Makin Dilirik Wisatawan, Pengeluaran Wisnus Capai Rp2,87 Juta per Perjalanan
- SiLPA Mataram Tembus Rp166 Miliar, Wali Kota Pastikan Alokasi untuk Layanan Publik Prioritas
Sementara itu, Kepala UPT pengelola Sampah Sirkuit Samota, Zulhaidar menyebutkan, bahwa pihaknya sudah mengantisipasi masalah persampahan selama gelaran event MXGP Samota kali ini. Disebutkannya, bahwa ia telah menyediakan armada persampahan sebanyak 11 unit.
“Sudah kita siapkan tiga unit truk, lima unit mobil pick up dan tiga unit kendaraan roda tiga,” kata zulhaidar, Minggu, 25 Juni 2023.
Lebih lanjut, dalam penanganan sampah yang volumenya rata-rata 8 ton per hari ini, ia bersama tim melakukan pemilihan sampah organik dan anorganik langsung di posko, dengan tujuan agar sampah yang dihasilkan mudah dikelola lebih lanjut.
“Tidak semua sampah kami manfaatkan. Terutama sampah plastik kami kumpulkan kemudia kami jual ke pengepul,” jelas Zulhaidar.(MKR)