Mataram (NTB Satu) – Wakil Gubernur (Wagub) NTB Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd., memimpin rapat di Gedung Graha Bhakti Praja, Selasa, 14 April 2023. Rapat itu bertajuk Persiapan Pendampingan Intervensi Stunting dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting di NTB.
Rohmi meminta agar NTB terus konsisten untuk meningkatkan kualitas posyandu keluarga. Selain itu, NTB harus melakukan intervensi dengan tepat.
Sehingga, angka stunting turun signifikan dan tepat sasaran. Kemudian, target Indonesia untuk mencapai target 14 persen di tahun 2024 dapat terwujud.
Angka stunting di NTB berdasarkan Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) terus mengalami penurunan. Pada tahun 2019 hasilnya mencapai 25,5 persen dan input baru sebesar 70,5 persen.
Kemudian, pada tahun 2020, jumlahnya mencapai 23,3 persen dan input baru sebesar 82,7 persen. Pada tahun 2021, mencapai 98,54 persen dan inputnya sebesar 19,2 persen.
Tahun 2022 hasilnya menjadi 16,8 persen. Kemudian, hingga Februari tahun 2023 laporan terakhir mencapai 14,76 persen dan input sebesar 97,87 persen.
“Kami harus terus memastikan seluruh balita, ibu hamil, remaja agar terintervensi dengan baik dan benar sehingga angka yang dilaporkan memang sesuai. Dengan itu, semoga dapat mewujudkan yang dicita-citakan,” ujar Rohmi.
Dengan E-PPGBM, masyarakat dapat melihat mengenai sulitnya kasus penanganan stunting. Stunting tidak terlepas dari kondisi lingkungan, buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengolahan air minum, makan minum rumah tangga, sampah rumah tangga, dan limbah cair rumah tangga.
Apabila seluruh hal telah diintervensi, itu akan sangat efektif menurunkan angka stunting. Sehingga, kasus stunting mesti menjadi evaluasi bersama.
Kepada ibu hamil, Rohmi mengharapkan agar melakukan USG di puskesmas terdekat yang telah menyediakan alat untuk. Kepada remaja ataupun calon ibu yang anemia, Rohmi mengharapkan untuk rajin minum vitamin penambah darah.
“Saya harap seluruh pemerintah kabupaten kota untuk ikut bergotong royong dalam gerakan bakti stunting yang menyumbang telur seikhlasnya untuk anak-anak stunting,” tandas Rohmi.
Sementara itu, Ketua TP. PKK NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati, S. E. M.Sc., mengatakan, pemerintah berperan untuk melakukan pencegahan dan penanganan.
Di Desa Senaru, Kabupaten Lombok Utara, sasaran mencapai 34 anak stunting. Apabila pihak terkait terus memberikan protein tambahan berupa telur selama tiga, maka jumlah stunting akan menurun.
“Saat ini, kami juga masih menggodok konsep untuk bisa lebih memberikan hasil signifikan. Kami mengharapkan kerjasama dari semua pihak untuk terus sama-sama menyukseskan program-program dalam mengatasi stunting,” tutup Niken. (GSR)
Lihat juga:
- Mahkamah Minta Bukti Gugatan Rum-Innah Dilengkapi
- Viral, Siswa SD Dihukum Duduk di Lantai Karena Nunggak Bayar SPP
- Sebelum Dipenjara Ngomong “Kebenaran akan Terungkap”, Setelah di Lapas Agus Nangis-nangis Minta Pulang
- Zamroni Aziz Apresiasi Kerja Kemenag Lombok Timur, Berhasil Bangun Kerja Sama dengan Semua Stakeholder
- Kinerja Kemenag Lombok Timur Dapat Apresiasi dari Pemda
- DKPP Periksa Ketua dan Anggota KPU RI Imbas Lantik Anggota KPU Lombok Timur