Trending

Perang Antara China dan AS Diprediksi Terjadi pada 2025

Mataram (NTB Satu) – Relasi politik antara Amerika Serikat (AS) dan China disebut akan semakin panas hingga berujung pada perang yang diprediksi terjadi pada tahun 2025.

Prediksi perang tersebut disampaikan salah seorang jenderal bintang empat Angkatan Udara Amerika Serikat melalui surat dinas yang terungkap ke publik.

Melansir Asumsi, Kepala Komando Mobilitas Udara Amerika Serikat, Jenderal Mike Minihan menulis memo kepada pimpinan dari sekitar 110 ribu anggotanya untuk bersiap terhadap kemungkinan terburuk, yakni berperang dengan China. 

Surat yang disampaikan Minihan itu ditanda tangani dan sudah diinformasikan secara internal pada tanggal 1 Februari 2022. Akan tetapi, baru beredar ke publik pada Jumat, 27 Januari 2023 lalu.

“Saya harap, saya salah. Namun, naluri saya mengatakan kami akan bertarung dengan China pada 2025,” tulis Minihan dalam memo tersebut.

Masih dalam memo yang ditulisnya, Minihan mengatakan Amerika Serikat dan Taiwan akan mengadakan pemilihan presiden pada tahun 2024. Hal tersebut, berpotensi menciptakan peluang bagi China untuk mengambil tindakan militer.

Brigadir Jenderal Angkatan Udara AS Patrick Ryder pun angkat bicara soal memo Minihan. Menurutnya, persaingan militer dengan China merupakan tantangan utama negeri Paman Sam saat ini. 

Hal ini seiring adanya peningkatan tekanan diplomatik, militer, dan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir agar Taiwan menerima pemerintahan Beijing.

Pemerintah Taiwan memilih menempuh jalur perdamaian. Namun, siap melakukan pertahanan jika China menyerang. Pada awal Januari, Menteri Pertahanan Lloyd Austin ragu bahwa peningkatan aktivitas militer China di dekat Selat Taiwan merupakan tanda invasi oleh Beijing.

“Fokus kami tetap bekerja bersama negara-negara sekutu dan para mitra untuk menjaga Indo-Pasifik yang damai, bebas, dan terbuka,” katanya.

Meski demikian, naluri milik Minihan yang disampaikan di dalam memonya, sama sekali tidak mewakili Departemen Pertahanan AS (Pentagon).

Prediksi tersebut disampaikan petinggi militer itu sebagai bentuk kepedulian tingkat tertinggi militer AS, terkait kemungkinan upaya China untuk melakukan kontrol atas Taiwan.

“Komentar-komentar ini tidak mewakili pandangan departemen (pertahanan) tentang China,” ujar salah seorang pejabat Pentagon. (GSR)

Show More

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button