ADVERTORIAL

Puluhan Kandidat Doktor IPB Kagumi Konsep Ekowisata di Pulau Lombok

Mataram (NTB Satu) – Kagum dan terinspirasi, itulah yang dirasakan puluhan mahasiswa program doktoral Institut Pertanian Bogor (IPB) saat rangkaian field trip di Lombok, sejak Kamis 5 Januari sampai Minggu 8 Januari 2023. Mereka melihat secara langsung bagaimana pengelolaan sumber daya berkelanjutan yang mampu memberi nilai ekonomi tinggi. Konsep yang tidak sebatas teoritis di kampus, tapi aktualisasinya terlihat jelas di kehidupan warga Lombok. 

Rombongan datang ke Lombok dan mengunjungi sejumlah objek wisata untuk melihat secara langsung aspek sosial, ekonomi, lingkungan dan budaya dari dekat. 

IKLAN

Total peserta berjumlah 28 orang dari kalangan mahasiswa Program Doktoral, Ilmu Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana (PSL) IPB. Turut serta enam profesor yang langsung memberikan bimbingan teknis.

“Kegiatan di sejumlah objek wisata di Lombok ini merupakan penerapan dan verifikasi aspek aspek teori yang sudah kita dapatkan. Dari filed trip terpadu antar mata kuliah ini tentu secara teoritis kita semua sudah dapatkan dan sekarang kita ke lapangan sambil memberikan bimbingan langsung kepada mahasiswa,” kata Ketua Program Studi Doktor PSL,  Prof. Dr. Ir. Widiatmaka, DAA.  

Dalam rangkaian field trip itu, rombongan mengunjungi Taman Narmada Lombok Barat, situs wisata bersejarah. Mereka belajar tentang tata kelola objek wisata dengan yang mendatangkan pendapatan daerah namun tetap mempertahankan nilai nilai masa lampau. 

Foto bersama puluhan mahasiswa Program Doktoral, Ilmu Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana IPB di Taman Narmada Lombok Barat. Foto : Dok. Panitia

“Taman Narmada dikelola oleh BUMD di sana. Kami belajar bagaimana tata kelola wisata yang mempertahankan kelestarian situs sejarah,” kata Ketua Tim Pelaksana Field Trip, Ir. Septa Riadi S.TP, MM. M.Si.

IKLAN

Selanjutnya rombongan ke Desa Wisata Sesaot Kecamatan Narmada Lombok Barat yang sebelumnya mendapat  anugerah desa wisata terbaik dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Mereka mengaku sangat terkesan melihat warga lokal yang hidup berdampingan dengan alam  dan mampu mengelolanya jadi objek wisata desa. 

Foto bersama puluhan mahasiswa Program Doktoral, Ilmu Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana IPB di Desa Wisata Sesaot Lombok Barat. Foto : Dok. Panitia

“Desa Wisata Sesaot dikelola oleh Bumdes di sana. Kami melihat bagaimana impact positif  dari keberadaan desa wisata tersebut dengan konsep ekowisata,” kata Septa Riadi. 

Mereka juga menunjukkan kepedulian pada alam dengan melakukan penanaman bibit pohon dan buah, dengan jenis Matoa, Jambu, Duwet, Kemiri dan Mahoni. 

Penghijauan oleh mahasiswa Program Doktoral, Ilmu Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana IPB. Foto : Dok. Panitia

Hari kedua, field trip berlanjut ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, juga berkesempatan melihat lihat area Pertamina Mandalika International Street Circuit yang sedang jadi ikon sport tourism NTB. Para kandidat doktor ini juga melihat secara langsung bagaimana impact ekonomi bagi warga lingkar KEK Mandalika. 

Trip semakin lengkap ketika rombongan mengenal lebih dekat kultur Sasak di Desa Adat Ende, Lombok Tengah. Mereka mendapat informasi lengkap dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat tentang pengelolaan desa wisata berbasis kultural.   

Keceriaan anak anak Desa Adat Ende bersama mahasiswa Program Doktoral, Ilmu Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana IPB. Foto : Dok. Panitia

Keinginan belajar tentang budaya Sasak semakin lengkap dengan kunjungan ke sentra tenun Desa  Sukarara Lombok Tengah. Para mahasiswa mempelajari detail tentang tekstur dan motif tenun, bahkan langsung mempraktikkan cara kerja tenun tradisional.  Menurut Septa, para mahasiswa sangat menikmati proses tersebut sembari belajar tradisi lokal. Peserta trip yang tertarik dengan motif tenun pun langsung membeli untuk oleh oleh.  

Trip berakhir Minggu 8 Januari 2023, rombongan pun bertolak ke Bogor dengan membawa kesan masing masing. Namun secara umum menurut Septa, seluruh peserta merasakan kesan berbeda, tentang keindahan alam yang mampu dikelola secara baik oleh masyarakatnya sendiri. 

“Kami benar benar berkesan, kami melihat langsung bahwa pelestarian alam membawa dampak dari sisi masyarakat, terutama paling penting secara ekonomi,” ujar Septa.  “Kami menyaksikan langsung, apa yang jadi teori selama ini, benar adanya ketika kami berkunjung ke Lombok,” sambungnya. 

Nilai nilai positif dari hasil filed trip itu akan disebarkan melalui berbagai ruang, khususnya jurnal jurnal yang diterbitkan secara nasional maupun internasional, sehingga menjadi contoh berharga tentang pariwisata berbasis lingkungan. (HAK/*) 

IKLAN

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button