Daerah NTB

NTB Menuju Puncak Musim Kemarau, Ini yang Perlu Diwaspadai

Mataram (NTB Satu) – Wilayah NTB sedang menuju periode puncak musim kemarau di tahun 2022. Namun demikian, pada dasarian II Juli 2022, diperkirakan masih ada peluang terjadi hujan dengan kategori rendah yaitu 20 – 50 mm/dasarian yang terjadi di sebagian besar wilayah di Pulau Lombok, sebagian besar Kabupaten Sumbawa Barat, sebagian Kabupaten Sumbawa, dan Bima dengan besar peluang berkisar 10 – 40 persen.

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Dewo Sulistio Adi Wibowo mengatakan, hujan dangan intensitas 50-100 mm/dasarian hanya berpotensi terjadi di sebagian kecil wilayah Sekotong, Lombok Barat dengan peluang sebesar 10 – 20 persen.

Jika melihat pada dasarian pertama bulan Juli kemarin, kondisi iklim NTB diwarnai dengan curah hujan yang hampir seluruhnya didominasi kategori rendah (0 – 50 mm/dasarian).Sifat hujan pada dasarian I Juli 2022 di wilayah NTB didominasi kategori Atas Normal (AN), namun sifat hujan Bawah Normal juga terjadi di sebagian Lombok Barat, Lombok Timur, sebagian kecil Sumbawa, dan Bima.

Ia mengatakan, bencana kekeringan meteorologis yang kerap melanda NTB di musim kemarau terpantau mulai terjadi di sebagian wilayah NTB. Peringatan dini kekeringan meteorologis pada level siaga terdapat di Kecamatan Swela, Kabupaten Lombok Timur.

“Sementara itu pada level Waspada terdapat di Kecamatan Bolo dan Wawo Kabupaten Bima, Mataram, Batulayar Kabupaten Lombok Barat, Sambelia Kabupaten Lombok Timur, Tanjung Kabupaten Lombok Utara, Buer dan Lape Kabupaten Sumbawa, Brang Rea dan Maluk Kabupaten Sumbawa Barat,” kata Dewo Sulistio Adi Wibowo dalam rilisnya Ahad 10 Juli 2022.

Menuju periode puncak musim kemarau 2022, masyarakat perlu mewaspadai potensi terjadinya bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan hingga suhu dingin yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

“Namun demikian, masih adanya potensi hujan ringan di sebagian wilayah di NTB, masyarakat juga perlu tetap mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrem seperti angin kencang yang dapat menyebabkan pohon tumbang. Masyarakat di NTB dapat memanfaatkan peluang adanya hujan ini dengan melakukan penampungan air guna mengantisipasi bencana kekeringan khususnya di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan,” sarannya.

Update kondisi dinamika atmosfer terakhir menunjukkan Indeks ENSO berada pada kondisi La Nina Lemah (indeks ENSO : -0.66). BMKG memprakirakan ENSO Netral akan berlangsung pada Juli – Agustus-September 2022. Indeks IOD bulan Juni menunjukkan kondisi IOD Negatif diperkirakan kondisi IOD akan cenderung Netral-Negatif hingga Desember 2022.

“Potensi peningkatan pembentukan awan (OLR) di wilayah sekitar NTB diprakirakan akan masih dapat terjadi hingga akhir Juli 2022. Rata-rata anomali suhu muka laut sekitar wilayah NTB saat ini berada pada kategori hangat yang diprakirakan akan tetap hangat hingga Oktober 2022,” tutupnya.(ZSF)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button