Mataram (NTB Satu) – Seluruh produk kebudayaan perlu dilestarikan, didokumentasikan, kemudian dipamerkan agar tidak mengalami kepunahan. Oleh karena itu, masyarakat NTB harus tetap menguatkan berbagai akar kebudayaan. Apalagi, wisatawan asing mulai melirik aneka potensi yang dimiliki NTB.
Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali (BPNB) wilayah kerja Bali, NTB, dan NTT, I Made Darma Sutedja mengatakan, tantangan pelestarian kebudayaan terletak pada proses. Maka, masyarakat harus saling bantu dalam melestarikan budaya.
“Sebab, produk kebudayaan adalah aset bersama. Tidak boleh terdapat egoisme antar golongan masyarakat,” ungkap Made Sutedja, ditemui NTB Satu di Taman Mayura, Mataram, saat acara Gebyar Budaya 2022, dengan tema Rajutan Keragaman Budaya untuk Indonesia Maju, Sabtu, 21 Mei 2022.
Made Sutedja menyampaikan, NTB tidak perlu khawatir mengenai produk kebudayaan yang akan bergeser atau pun hilang. Ia berpesan agar masyarakat NTB makin kuat dalam menyeimbangkan potensi pariwisata.
“Dengan akar kebudayaan yang sangat kuat di masyarakat, saya kira budaya asing tidak akan bisa menggeser budaya NTB sendiri. Kuncinya terletak pada masyarakat lokal,” papar Made Sutedja.
Made Sutedja memaparkan, pementasan dan pendokumentasian aneka produk kebudayaan perlu dilakukan. Hal tersebut akan menggugah semangat dan menguatkan ekosistem kebudayaan di kalangan masyarakat.
“Produk kebudayaan tidak bisa diukur secara statistik tentang terancam punah ataupun tidak. Tapi, kami selalu berusaha untuk tetap mendokumentasikan berbagai produk kebudayaan,” ucap Made Sutedja.
Persebaran kebudayaan tidak dapat dicegah oleh siapapun. Apabila seniman pentas ke sebuah daerah, maka kebudayaan dapat mengalamai perkembangan. Kalau pun terjadi kesamaan, Made Sutedja mengajak masyarakat memaknai hal tersebut sebagai kekayaan bersama.
“Ayam Taliwang, tenun Pringgasela, gendang beleq, dan peresean, sudah menjadi harta benda Indonesia. Berbagai harta itu, sudah terdaftar dalam Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi,” terang Made Sutedja.
Made Sutedja juga menyampaikan, atraksi kebudayaa tidak boleh dijual secara bebas. Sebab, terdapat beberapa produk kebudayaan yang memiliki nilai sakral.
“Namun, yang boleh dilakukan adalah menduplikasi atraksi-atraksi kebudayaan tersebut,” tutup Made Sutedja.
Sementara itu, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, M.Sc., mengatakan, NTB telah menjadi tuan rumah dari perhelatan World Superbike, Idemitsu Asian Talent Cup, dan MotoGP. Ia menuturkan, wisatawan yang datang ke NTB tentu bukan hanya ingin menonton pembalap kelas dunia menggeber kuda besi mereka.
“Banyak orang ingin berziarah ke masa lalu, melihat kekayaan kebudayaan NTB. Itulah sebabnya, dalam beberapa kesempatan saya selalu menyebutkan bahwa NTB unik,” ungkap Zulkieflimansyah, saat membuka acara Gebyar Budaya 2022.
Zulkieflimansyah mengatakan, NTB menawarkan banyak hal untuk didiskusikan, kolaborasi, dan kerja sama di masa yang akan datang. Ia berharap, proses kolaborasi dapat menjadi langkah kecil dalam menyongsong peradaban.
Acara Gebyar Budaya 2022 dengan tema Rajutan Keragaman Budaya untuk Indonesia Maju adalah kegiatan rutin Balai Pelestarian Nilai Budaya. Perhelatan tersebut memperlihatkan hasil dokumentasi produk kebudayaan, baik kuliner, kesenian, permainan rakyat, dan teknologi tradisional. (GSR)