Pendidikan

Masih Ingat Tangis Kepala Sekolah ini?, Ternyata Banyak Bernasib Sama hingga Sekolah Terancam Ditutup

Mataram (NTB Satu) – Tangis Kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Babadan, Ponorogo, Provinsi Jawa Timur (Jatim), Evif Darmawanti pecah belum lama ini. Ia tidak kuat menahan sedih, lantaran sekolah yang dipimpinnya tidak kebagian siswa saat masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun 2023.

Meski tergolong sekolah yang memiliki prestasi, namun keadaan tersebut tidak bisa menarik minat orang tua siswa untuk mendaftarkan anaknya pada sekolah tersebut. Satu ruang kelas di sana terpaksa dikosongkan lantaran tidak ada pendaftar, kemudian disulap jadi perpustakaan.

Faktanya, kondisi yang sama tidak saja menimpa SDN Negeri 3 Babadan, sejumlah sekolah negeri dan swasta lainnya di Jawa Timur mengalami nasib serupa. Berikut rinciannya.

  1. Selain SD Negeri Babadan, ada satu sekolah lagi bernasib serupa, yakni SD Negeri Soetono di Ponorogo. Sekolah hanya mendapat satu orang siswa baru. Namun nasibnya lebih baik dari SD Badadan yang kosong sama sekali siswa barunya.
    Selain faktor sekolah itu tidak berada di dalam area pemukiman ramai penduduk, juga “dikepung” sekolah sekolah lain. Baik negeri maupun swasta. Orang tua murid pun memilih menitipkan pendidikan anaknya di sekolah sekolah tersebut.
  2. Selain SD, ada 10 sekolah swasta di Surabaya Jawa Timur yang juga sepi peminat selama empat tahun terakhir. Secara berturut turut. Sehingga jika dua tahun ke depan nasibnya masih sama, maka Pemkot Surabaya terpaksa meleburkan sekolah tersebut atau skema merger dengan sekolah lain.
    Dikutip dari detik, Wali Kota Surabaya, Ery Cahyadi ada 17.146 siswa yang mendaftar ke SMP swasta. Jumlah ini sebenarnya tinggi, dibanding tahun tahun sebelumnya yang maksimal 16.000 Siswa mendaftar. Namun masih ada 4000 siswa lulus SD yang tidak terlacak SMP tujuannya, dipercaya sebagai faktor sepinya pendaftaran di sekolah sekolah tertentu.
  3. Di Gresik, ada 120 SMP swasta maupun negeri, sementara jumlah lulusan SD 21.049 orang. Namun masih banyak SMP yang sepi peminat atau pendaftar.
    SMP Al Fatah Driyorejo misalnya, hanya mendapat satu siswa saat PPDB tahun 2023. SMP Al Fatah Panceng pun demikian, mendapat lima siswa. SMP PGRI 2 Gresik juga, hanya mendapat tujuh siswa.
    Dinas Pendidikan setempat mengkonfirmasi, sekolah sekolah ini terancam ditutup jika terus mengalami krisis pendaftar.
  4. Pada tingkat sekolah menengah atas atau SMA di Surabaya. Status sekolah bertaraf internasional yang disandang SMAN 19 dan SMAN 20 Surabaya tak menjamin dikerubuti pendaftar.
  5. PPDB 2023 memang sudah berakhir. Namun dari hasil evaluasi, sedikitnya 29.000 bangku kosong di tingkat SMA dan SMK se Jawa Timur. Rata rata kekosongan itu terjadi sekolah kepulauan, dampak siswa minim mendaftar.
    Bangku kosong banyak di wilayah wilayah pinggiran, seperti Sumenep, Pamekasan, dan Bondowoso.

Baca Juga :

IKLAN
1 2Laman berikutnya
IKLAN

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button