Mataram (NTBSatu) – Hujan disertai angin kencang di NTB beberapa hari terakhir, menyebabkan sejumlah wilayah di Mataram terendam banjir.
Tak hanya perumahan, banjir juga menghantam lingkungan pendidikan. Salah satunya di SDN 45 Ampenan, Mataram.
Guru SDN 45 Ampenan, Arif mengatakan, banjir yang menerjang setinggi lutut orang dewasa. Banjir tersebut merupakan yang paling tinggi daripada banjir-banjir sebelumnya.
“Memang di sini rutin terkena banjir, walaupun hujan biasa tapi tidak sebesar sekarang,” katanya saat ditemui di sekolah, Selasa, 11 Februari 2025.
Banjir sudah memasuki sejumlah ruangan kelas. Termasuk, ruangan kepala sekolah, musala, hingga perpustakaan. Akibatnya, pihak sekolah melakukan pembelajaran secara daring atau online kepada ratusan siswa.
“150-an siswa melakukan pembelajaran dari rumah. Mengingat kondisi sekolah sekarang tidak memungkinkan untuk belajar di sekolah. Kita takutnya terjadi hal yang tidak diinginkan pada siswa,” ungkap Arif.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem di wilayah NTB, tanggal 10-13 Februari 2025.
Cuaca ekstrem ini berpotensi melanda 10 kabupaten/kota di NTB, dengan puncaknya pada tanggal 13 Februari 2025
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Majid, Satria Topan Primadi menjelaskan, saat ini terdapat gangguan atmosfer yang meningkatkan potensi cuaca ekstrem di NTB.
“Hasil analisis menunjukkan adanya bibit siklon tropis 96S di perairan barat Australia. Serta, perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memicu terbentuknya awan konvektif di NTB,” ujarnya dalam keterangan resminya, Senin, 10 Februari 2025.
Selain itu, kelembapan udara yang tinggi di berbagai lapisan atmosfer serta fenomena La Nina yang masih aktif turut memperparah kondisi.
Faktor-faktor ini menyebabkan pertumbuhan awan Cumulonimbus yang berpotensi menimbulkan hujan lebat, angin kencang, petir, serta risiko bencana hidrometeorologi. (*)