BREAKING NEWSHukrimLombok Utara

Shelter Tsunami Bernilai Rp21 Miliar yang Diperiksa KPK Jadi Tempat Gembala Sapi

Mataram (NTBSatu) Gedung Tempat Evakuasi Sementara (TES) atau shelter tsunami di Lombok Utara senilai Rp21 Miliar kondisinya memprihatinkan.

Gedung yang dibangun dari APBN ini beralih fungsi jadi kandang sapi dan jemuran warga. Bahkan penyidik KPK yang tiba Kamis, 8 Agustus 2024, “disambut” sapi dan jemuran saat cek fisik lokasi.

Pantauan NTBSatu di lokasi, setidaknya 11 orang mendatangi gedung yang bertempat di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang itu sekitar pukul 09.36 Wita. Selain KPK, ada juga perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) NTB.

Di sana, penyidik lembaga antirasuah “disambut” beberapa ekor sapi dan jemuran pakaian. Warga menjadikan halaman untuk menitipkan hewan ternak dan menjemur pakaian, karena gedung senilai Rp21 miliar itu tak pernah berfungsi sebagaimana mestinya.

Sementara di luar gedung, banyak anak-anak bermain. Kondisi itu menghantui masyarakat sekitar. Mereka khawatir sewaktu-waktu gedung tersebut roboh dan menimpa rumah mereka.

IKLAN

“Kami takut di sini. Kalau bisa, robohkan saja gedung ini,” ujar Sri Wahyuni, salah satu warga sekitar.

Warga lain, Sahrul, juga menyampaikan hal serupa. Apalagi, banyak anak-anak bermain di sekitaran gedung berwarna merah muda tersebut.

“Takut kami, apalagi banyak anak-anak yang bermain di area gedung. Itu ada yang roboh temboknya. Di dalam gedung berantakan. Ada beton yang bergantung juga itu sudah lama. Gedung ini bikin takut, sudah pasti itu,” bebernya.

Pengecekan fisik gedung shelter yang bertempat di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang ini berlangsung kurang lebih selam dua jam. Pemeriksaan berakhir sekitar pukul 11.11 Wita sejak pukul 09.36 Wita.

Satu per satu penyidik meninggalkan area tandatangan. Dengan ini, setidaknya KPK telah dua kali melakukan pengecekan fisik pada kasus dugaan korupsi Rp19 miliar ini.

Juru Bicara KPK, Tessa Mahardhika menyebut, pihaknya pernah ke lokasi pada tahun 2023 lalu. Menyinggung bagaimana hasil cek fisik gedung shelter, ia mengaku masih menunggu informasi dari penyidik KPK yang turun lapangan.

“Nanti kalau sudah selesai, penyidik akan menyampaikan update kepada Jubir dan akan diteruskan kepada teman-teman wartawan,” katanya singkat kepada NTBSatu melalui pesan WhatsApp. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button