Kota Bima (NTBSatu) – Hasil uji laboratorium terbatas terkait fenomena munculnya buih di kawasan Teluk Bima sudah keluar, pada Rabu, 22 Februari 2024.
Adapun uji laboratorium terbatas ini dilakukan di Laboratorium Kesda dan Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi NTB.
“Hari ini kami lakukan pengambilan sampling untuk parameter lengkap dan diujikan di Surabaya,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bima, Syarief Bustaman, dikonfirmasi NTBSatu, Kamis, 22 Februari 2024.
Dikatakan Syarief, berdasarkan hasil uji laboratorium terbatas tersebut dapat disimpulkan, telah terjadi Eutrofikasi yaitu proses di mana seluruh badan air atau sebagian darinya secara bertahap mengalami peningkatan kadar mineral dan nutrient.
“Terutama nitrogen dan fosforus yang kemudian terjadi peningkatan produktifitas fitoplankton yang disebabkan oleh meningkatnya unsur nutrient,” ungkapnya.
Berita Terkini:
- Ali BD Komentari Bupati Lombok Timur Usir Boatman di Teluk Ekas: Pemimpin yang Ingat Rakyat
- Bukan Hanya Aceh-Sumut dan Trenggalek-Tulungagung, Bima-Dompu juga Pernah Rebutan Pulau
- Fahri Hamzah: Pemerintah Targetkan Renovasi 2 Juta Rumah Rakyat Setiap Tahun
- Atlet Kota Bima Mustafa Raih Perak untuk NTB di Kejurnas Panjat Tebing 2025
Syarief menjelaskan, dari tiga titik pengambilan sampel, untuk tingkat kekeruhan buih yang muncul berada di atas baku mutu.
Tertinggi di titik pertama depan pertamina (9,73 NTU). Sementara untuk parameter Dissolved Oxygen (DO) yang merupakan identifikasi jumlah oksigen terlarut dalam air berada dibawah baku mutu pada dua titik yaitu titik 1 = 4,16 mg/l dan Pantai Lawata = 2,97 mg/l.
“Hasil Pengukuran DO (Oksigen Terlarut) yang hasilnya < 5mg/ L menunjukan rendahnya kadar oksigen terlarut,” jelasnya.
Selanjutnya, untuk parameter Kimia Amoniak di tiga titik sampel tersebut, berada di atas baku mutu untuk wisata bahari dan biota laut, yaitu pada kisaran 2,0 mg/l di titik I (depan Pertamina).